“MINTA BANTUANNYA”
Posted August 27, 2009
on:Teman-temanku yang baik hati, berbudi, berbakti, beriman, dan semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin
Tapi sebelumnya, marilah kita panjatkan puji syukur kita pada Allah, selaku sang Khalik. Allah, sang penggenggam kehidupan ini. Ialah yang mengatur semua konstelasi alam ini hingga memiliki sebuah keteraturan yang amat mencengangkan. Ialah yang memberikan kesempatan pada kita semua, sehingga kita masih bisa menghembuskan desah nafas di setiap alur kehidupan kita. Atas berkat rahmatnyalah kita semua bisa merasakan sentuhan manis kehidupan ini. Sungguh, bukan semata-mata karna amalan-amalan yang telah kita lakukan yang membuat kita memperoleh surganya. Tapi karna rahmatnyalah yang teramat besar pada kita, sehingga kelak, insa-Allah kita akan menempati surga-Nya yang abadi itu. Amin.
Shalawat beserta salam, semoga tetap teriring teruntuk nabi mulia semesta zaman. Yang berhak menjadi suri tauladan bagi umat semesta. Yang telah menerangi dunia ini dengan risalah agung dari langit. Menjadikan kita manusia-manusia cemerlang dalam kancah zaman. Dan yang akan mengantarkan dunia ini pada sebuah kebenaran. Semoga pula, doa kita bisa sampai pada keluarga dan sahabat-sahabat mulia yang telah beliau tarbiyah atas nama cinta. Dan inilah teman, sebuah tarikh yang teramat jelasnya di tinggalkan untuk kita, sebagai sebuah panduan hidup bagi kita untuk bisa melangkah menggapai kejayaan umat kelak. Bukankah Islam itu kaya akan hikmah? Bukankah kita memiliki sejarah panjang yang teramat agung untuk bisa kita jadikan identitas dalam rangka bertarung melawan kehidupan? Marilah kawan, kita songsong dunia ini dengan indentias keislaman kita. Dan doa kita pula, semoga Allah memberikan kita sebuah kesanggupan untuk menjejakkan langkah hati kita untuk mengemban risalahnya. Amin
OK, baik teman, sebelumnya saya ingin mengucapkan syukran jazakallah pada sohib-sohib semua yang mau menyempatkan membaca tulisan ini. Sungguh, diri ini baru belajar untuk bisa merangkaikan kata secara baik. Semoga, dengan semakin seringnya saya berlatih, ditambah pula masukan-masukan dari kawan-kawan semua, bisa menambah keprigelan saya dalam berkelit kata. Semoga bisa semakin lincah meliukkan kata, semakin gurih pabila dibaca, semakin bermanfaat untuk orang banyak. Amin.
Begini teman, DSI kan punya suatu proker tambahan berupa pembuatan semacam LT (Lembar Tausiah). Sebenarnya, ini sudah di plotkan untuk menjadi agenda rutin DSI sejak awal kepengurusan. Tapi, apa lacur, syiar passive yang telah matang direncanakan ini, harus mentah di tengah jalan. Setau saya, tidak berjalan sama sekali. Dan kata salah seorang sahabat di DSI, hampir tidak ada dept MII yang menerbitkan LT di lingkungan MIPA. Benar tak? Oleh karena itu, mengingat sangat pentingnya akan hal yang satu ini, saya, bersama teman-teman DSI, ingin mencoba untuk menggalakkan LT ini.
Saya ingin sedikit jabarkan mengenai tujuan dari penerbitan LT ini.
Dia ini:
Pertama, sarana dakwah kita. Akan sangat panjang jika saya menjelaskannya di sini, bahwa betapa pentingnya tulsian-tulisan yang akan kita sebar. Lihatlah, sungguh betapa banyak orang-orang yang tercerahkan hidupnya akibat ulang tulisan. Dan teman, kita boleh bermimpi, semoga kita bisa menjadi sang penulis yang mampu menginspirasi dan mengubah hidup banyak orang untuk bisa menjadi lebih baik.
Kedua, sarana latihan bagi kita, terutama sohib-sohib DSI untuk bisa menulis. Sungguh, betapa bahagianya kita, jika kita memiliki kemampuan menulis. Insa-Allah, saya orang yang meyakini bahwa dengan menulis, batin kita kan tercerahkan. Seperti moto yang dimiliki oleh Muhammad Muhyidin, pengarang kondang, sang ketua Presidium Ikatan Penulis Wonosobo itu. Dia berkata: “Cerahkanlah batinmu dengan menulis. Cara hidup terbaik adalah dengan menuliskan kehidupan untuk menyampaikan kabar baik dari langit”. Teman, bukankah menulis itu sudah menjadi tren para ulama sejak zaman dahulu. Bukankah Islam ini dibangun atas dua hal ini: “goresan tinta para ulama dan syahidnya para suhada”? Bukankah bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki seabrek-abrek penulis handal? Nah, bagaimana dengan bangsa kita? Lebih khusus lagi, bagaimana di kampus kita, di UI dan MIPA ini?
Ketiga, kita merencanakan untuk bisa menerbitkan LT satu kali tiap pekan. Dan harapannya adalah, sampai akhir kepengurusan kita bisa mengumpulkan semua LT-LT yang telah di terbitkan untuk dijadikan sebuah buku. Inilah nanti yang akan kita jadikan sebagai warisan untuk MII khususnya. Ah, betapa indahnya mendengar kata yang satu itu: bisa membuat buku bersama.
Adapun untuk masalah penerbitan. Rencana awal kita adalah menerbitkannya tiap hari Jum’at. Pertama-tama, kita akan memperbanyaknya sekitra 300 buah. Kita amati. Dan, jika permintaan meningkat, akan diperbanyak lagi. Tenang saja. Bukankah itu semakin menggairahkan?
Tadinya, saya cuma ingin menyentil gairah sohib-sohib DSI untuk bisa menulis. Makanya, saya mengusulkan agar semua personil DSI membuat tulisan sebanyak-banyaknya. Semakin banyak semakin baik. Trus, nanti kita kirimkan ke web MII. Kita maintain pendapat dah tuh ke sohib-sohib MII yang lain. Tapi kita berpikir, harus ada jurinya, biar ga ribet milihnya, akhirnya kita pilih 4 orang. Dan ke empat orang beruntung itu adalah anda-anda semua: Desi, Rustika, Syahrul, Ali.
Diskusi semakin alot. Dan di tengah perjalanan, tiba-tiba ada yang nyeletuk, gimana kalo yang buat tulisan itu semua anak-anak MII yang bisa dan mau nulis. Trus dikirim ke web. Dipilih satu buah oleh sang dewan. Mungkin sedikit di edit kalo perlu. Jika sudah, diketok palu. Siap naik ke percetakan setelah di desain sedemikian rupa oleh anak DSI. Dan barang siapa yang tulisannya terpilih, usul saya, mereka harus mendapatkan semacem penghargaan atas prestasi yang telah mereka torehkan. Giman teman?
Teman, kita telah bertekad untuk menerbitkan LT perdana mulai Jum’at besok. Jadi, harus dipilih satu buah hari ini juga. Kita pilih tulisan-tulisan yang sudah masuk di web MII sampai dengan saat ini. Untuk mendiskusikannya, jika kita tidak bisa berkumpul. Kita bisa lewat chat aja. Gimana?
Akhirnya, saya ingin mengucapkan banyak-banyak terima kasih pada sohib-sohibku semua. Semoga, ini bisa menjadi pemberat amalan kita di akhirat kelak. Dan bisa menjadi sarana dakwah kita yang efektif. Serta bisa menjadi pemicu agar kelak bisa bermunculan makhluk-makhluk sebagaimana yang disebutkan oleh YB Mangunwijaya: Pengarang hati nurani.
Insa-Allah.
Wassalam..
[Nur Ali Muchtar / DSI MII / BTA LA]
Leave a Reply