Musholla Izzatul Islam
Posted October 2, 2009
on:Semula, saat diri ini menjejakkan kaki di bumi FMIPA UI, siapa kamu ku menggerutu
Tak sama sekali, sama sekali tidak kulirik dirimu
Mendengar namamu, aku alergi
Mushollah, anak rohis, ihwan ahwat, afwan, ente, ih sungguh alergi
Lebih baik aku jadi seorang anak KUPU2 (KUliah Pulang2) atau ku jadi KUNANG2 (KUliah NANGkring2) ketimbang kubergabung denganmu
Kebencianku menjadi-jadi saat itu
Tak sudi lah telinga tajam ini mendengar suara tentangmu
Lebih baik ku menutup kuping atau menjauh sekalian
No way untukmu
Namun semua itu berubah secara tak sengaja
Saat aku kecemplung dengan suatu acara
Singkatnya, aku tertarik dengan kawanku yang satu ini
Lho, ada apa ini?
Keintimanku kian dekat saban hari
Pesonanya kian menampakan wujud kekaguman dalam diriku
Tak sejumprutpun aku ingin jauh darinya
Selalu aku ingin berada didekatnya
Merenda masa depan
Mewujudkan cita-cita tertinggi yang bisa kami impikan
Namun dunia ini diciptakan memang sepeti sebuah roda
Perputaran rodanya selalu membuat segalanya berubah
Begitu pula dengan sobat sejatiku itu
Bermula aku benci, kesini aku terpesona, kemudian aku harus menjauh
Kutinggalkan sohib sejatiku itu seketika
Keadaan yang membuat kami tak pernah lagi bersua
Demikian jauhnya jarak dan aral yang terbentang
Berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan
Jauh, jauh semakin jauh hati kami
Seolah aku kita tak akan pernah bertemu kembali
Hingga suatu ketika, disuatu tempat, saat iseng membaca buku
Kutemukan kata-kata yang merubah haluanku
Esoknya kutemui sang guru spiritual untuk berdiskusi
Hingga akhirnya, aku kembali
Bersama-sama lagi membangun jalan yang ujungnya seperti tak bertepi
Namun suatu saat, entah kami atau generasi, pasti kan bisa berlabuh disana
Maka ingku saat ini, jagalah aku dalam dekapan jalan ini selalu
Entah dimanapun aku harus berjuang
Entah kemanapun aku kan mengejar mimpi
Jagala ya Allah diri ini
Rekatkan dengan rahmat dan ridho-Mu
Leave a Reply