Sabar dan Syukur
Posted by: Nur Ali Muchtar on: November 3, 2009
- In: Puisi | Unek-unek
- Leave a Comment
seorang guru pernah bertutur. “dik, jika adik ingin senantiasa bahagia setiap saat, maka adik harus bisa melakukan dua kondisi berikut ini: sabar saat ujian menerpa dan selalu bersyukur saat menerima karunia dari Allah SWT.
di kesempatan yang lain, seorang guru yang lain pula memberika sebuah wejangan. jika anda mau hidup bahagia, maka janganlah sekali-kali melekatkan diri anda dari segala sesuatu. maksudnya apa? maksudnya adalah janganlah sekali-kali kita terlampau bahagia jika mendapatkan kesenangan dan jangan pula terlalu bersedih hati jika sedang ditimpa musibah. jangan biarkan keduanya melekat dalam diri. terima semuanya apa adanya. karena yang namanya kehidupan itu senantiasa silih berganti. kadang senang kadang duka. jika yang terjadi adalah demikian itu, maka hanya ada satu cara untuk bisa beroleh kebahagiaaan yaitu terima semuanya dengan jiwa seluas samudra atau seluas langit.
makanya, suatu saat ketika sedang mengisi sebuah seminar, seorang trainer Indonesia, ust. Reza M Syarief pernah ditanya perihal bagaimana caranya mengatasi kejumudan hidup. jawabnya adalah: miliki hati yang yang luas seperti samudera. pasalnya: samudera yang terhampar luas di laut sana akan menerima apapun yang dilemparkan padanya tanpa pernah terpengaruh dengan apa-apa yang masuk ke dalam dirinya. warnanya tidak berubah pun juga airnya tak berkurang. begitulah seandainya jika kita ini bisa seperti itu. kita tidak akan pernah marah dengan segala cacian. kita tidak akan pernah marah dengan segala gunjingan. kita tidak akan pernah terpengaruh baik oleh pujian ataupun cercaan.
di ilustrasi yang lain, sang Ust. mengisahkan seperti ini:
ambillah dua buah gelas. gelas yang satu berukuran satu liter. sedang gelas yang lain berukuran 10 liter. kemudian taburi keduanya dengan garam yang masing-masing berjumlah sama. aduk-aduklah. lalu yang terakhir adalah cicipi air dari ke dua gelas itu. apakah ada perbedaan rasa di sana?
jawabannya pastilah ada. pastilah lebih asin yang gelas berukuran satu liter ketimbang gelas yang 10 liter. kenapa? karena gelas yang pertama memiliki air yang jauh lebih sedikit dengan gelas yang ke dua. kesimpulannya adalah, hati yang luas dan lampang tidak akan pernah terpengaruh dengan segala apapun yang masuk ke dalamnya. prinsipnya hanya dua seperti yang diajarkan dalam konsep hidup ala islam.
“sungguh beruntung kaum muslimin itu. jika beroleh karunia ia bersyukur. jika ditimpa musibah ia bersabar. segala urusannya adalah baik”.
duh duh
duhai hati
ada apa gerangan
ingatlah selalu akan petuah bijak itu
jadilah engkau senantias bersyukur dan bersabar
jika setiap hari itu yang selalu kau rasakan
niscaya kebahagiaan yang kan kan peroleh
lepaslah semua “keinginan”
karena seorang sufi pernah berkata bahwa keinginan adalah gerbang ketidakbahagiaan
namun kawan
teruslah memacu diri untuk menjadi lebih baik lagi setiap harinya dalam segala hal
teruslah bekerja, bekerja dan berdoa
biarlah saja Allah yang menentukan hasil akhirnya
karena engkau peraya kawan bahwa takdir Allah itu adalah yang terbaik untuk semesta
teruslah bersyukur dengan segala yang engkau peroleh saat ini
niscaya Allah kan menambah nikmat-Nya padamu
maafkanlah sahabat tuk kelancangan kata
Leave a Reply