Benarkah Kalo Cinta Sejati Itu Harus …
Posted on: March 24, 2010
- In: Unek-unek
- 10 Comments
gan, gini, ane dulu pernah denger ceramah dari Gede Prama di salah satu talk show di televisi. dia bilang kalo yang namanya pertengkaran, keributan, marah-marahan dalam sebuah rumah tangga, itu wajar saja terjadi. bahkan memang harus ada. tidak mungkin dalam bahtera rumah tangga kita hanya menginginkan selalu keharmonisan saja yang terjadi. gimana nanti jadinya kalo tiba-tiba, di tengah jalan, sebuah keluarga dihantam badai dahsyat pertengkaran? justru inilah hikmah dengan adanya pertengkaran, keributan, marah-marahan. bahwa itu semua yang akan menjadikan cinta sejati tumbuh. menguatkan struktur batang dalam sebuah konstelasi rumah tangga. sehingga ini yang akan mengokohkan cinta sejati menjadi rumah abadi yang akan bertahan hingga akhir hayat.
nah, gan, senada dengan hal ini, ane mo tanya nieh ma agan-agan sekalian. bagaimana dengan bidang unggulan (pekerjaan) kita. maksudnya begini: apakah untuk menjadikan bidang sejati kita itu benar-benar mengakar dan menyatu dalam keseluruh jiwa raga kita, haruslah ada yang namanya benci dan cinta tersebut? apakah misalkan ketika kita ingin benar-benar menjadikan profesi kita sebagai ahli di bidang informatika (misalkan), kita harus melalui suatu tahap dimana kita pernah sangat cinta dan sekaligus sangat benci terhadap ilmu tersebut. bagaimana hayo?
10 Responses to "Benarkah Kalo Cinta Sejati Itu Harus …"
March 24, 2010 at 4:00 pm
hehe
biar ngasal, yang penting ente udah dapet PERTAMAX
selamat yach 😆
March 24, 2010 at 6:31 pm
Ini unek-unek yg jawabannya rada susah, soalnya ane juga masih dalam tahap pencarian jati diri. gak tau dek mo jadi apa nantinya. sekarang ni, acri ilmu sebanyak2nya aja dech
March 24, 2010 at 10:35 pm
Aku mencoba merenung2kan nya, tp tdk bisa menemukan keidentikkan kedua hal tsb (keluarga dgn pekerjaan). Otakku mengatakan kalo hub keluarga itu manusia dgn manusia, sdangkan dlm pekerjaan hub nya manusia dgn sesuatu yg mati (yaitu pekerjaan qt). Jd kalo dlm hal pekerjaan, qt (manusia tunggal) adalah satu2nya pihak yg menentukan -mau benci ato cinta.
Mungkin kalo dlm hal pekerjaan, istilahnya bukan benci dan cinta. Tapi cinta dan tantangan. Biasanya kalo tantangan nya berat, dan qt berhasil melewatinya qt jd lebih cinta ama pekerjaan qt.
Ini sh menurut aku.
March 25, 2010 at 1:10 am
ya ya ya ya. okelah bro Harikuhariini. makasih banyak atas masukannya. tar ane balik kunjung ke blognya yuach 😀
March 31, 2010 at 10:05 am
Kalo saya sih simpel aja. Cintai apa yang kamu kerjakan, dan kerjakan apa yang kamu cintai. Jangan lupa tambahan, nikmatilah hidup ini. 🙂
April 3, 2010 at 3:40 am
persoalan ini konteks nya bisa luas sekali ya. Saya coba bahas sebagian saja:
Untuk masalah suami istri:
– Ada suami istri yang suka berantem, jarang romantis
– Ada suami istri yang kadang2 berantem
– Ada juga yang memberi kesaksian, berantem hanya 2-3 kali/tahun. Tapi saya lihat, kehidupannya sehat dan harmonis. Anak2nya juga tumbuh menjadi anak baik dan benar.
Dan itu saya pikir bukan disebabkan hal tersebut “harus” terjadi. Melainkan karena setiap manusia itu sangat unik, tidak ada yang sama. Jadi sebenarnya hampir mustahil manusia untuk bersatu, sehingga, pernikahan itu sebenarnya adalah mujizat. Dimana kedua orang yang benar-benar berbeda, bisa bersatu.
Untuk masalah “apakah misalkan ketika kita ingin benar-benar menjadikan profesi kita sebagai ahli di bidang informatika (misalkan), kita harus melalui suatu tahap dimana kita pernah sangat cinta dan sekaligus sangat benci terhadap ilmu tersebut. bagaimana hayo?”
Ini juga tergantung dari faktor diri anda sendiri (karakter, kepribadian, temperamen, sikap) dan faktor luar.
Jadi, parameter nya itu banyak sekali om 😀 . Setiap kasus itu bisa saja berbeda, karena manusia berbeda, dan situasi juga berbeda. Saya belum berani menyimpulkan bahwa untuk menjadi profesional, kita harus melalui suatu tahap dimana kita pernah sangat cinta dan sekaligus sangat benci.
Nur Ali Muchtar 
March 24, 2010 at 2:36 pm
pertamaX
horay
emang bener pisan bang
kata siapa ya, saya lupa
ujian itu bumbunya kehidupan
hehehhe
ngasal pisan ya?!