Nur Ali Muchtar

Evaluasi Bahan Bacaan

Posted on: July 28, 2010

Saya teringat akan sebuah pernyataan: Jika ingin mengenal seseorang, maka lihatlah apa yang dia baca (buku)!! Lama sudah saya mendengar dan mengetahui pernyataan ini. Adapun saya, sependapat juga dengan pernyataan tersebut bahwa orang memang bisa dilihat dari buku apa yang dia baca. Secara lebih spesifik saya akan mengatakan, buku apa yang paling memenuhi rak pikirannya. Misalkan seseorang menyenangi buku-buku yang berkaitan dengan psikologi. Maka secara otomatis, pikirannya akan cenderung dominan dengan hal-hal yang berkaitan dengan psikologi. Maka kita bisa sedikit membaca seperti apa orang itu. Ada juga misalkan orang yang suka membaca buku-buku yang, katakanlah lebih banyak negatifnya ketimbang positifnya. Maka kita juga akan bisa menyimpulkan seperti apa orang tersebut.

Berkaitan dengan hal tersebut, saya ingin mencoba sedikit mengevaluasi diri sendiri. Tentunya terkait dengan buku apa saja yang paling sering saya baca. Atau yang paling banyak memenuhi rak buku dan pikiran saya. Perlu saya akui bahwa selama ini, buku-buku yang saya baca adalah buku-buku yang memang secara langsung ingin saya baca –tema yang paling saya senangi-, bukan buku-buku yang harus saya baca. Padahal sebaiknya, seseorang membaca buku-buku yang memang harus dia baca. InsyaAllah kedepannya saya akan mengganti bahan-bahan bacaan yang tidak asal senang, tapi juga yang memang harus saya baca.

Saya mulai menyadari buku-buku apa saja yang sering saya baca saat saya mulai memikirkannya dan melihat rak buku yang ada di rumah. Ternyata ada tiga kategori buku yang paling dominan saya baca. Buku-buku tersebut adalah yang berkaitan dengan: Pengembangan diri, Sastra dan Agama. Terus terang, untuk ketiga tema tersebut saya memiliki pengalaman yang lumayan panjang.

Buku-buku sastra –termasuk di dalamnya: novel, cerpen dan puisi- telah banyak saya baca saat saya duduk di kelas 3 SLTP. Saya ingat buku sastra yang pertama kali saya baca adalah novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk serta Di Bawah Naungan Ka’bah yang kebetulan keduanya adalah karya Buya Hamka. Saya menyenangi karya-karya Pramoedya Ananta Toer, Andrea Hirata, Habiburrahman El-Shierazy dan beberapa penulis luar. Adapun membaca sastra, terus berlanjut hingga sekarang. Dampaknya bagi saya hingga sekarang ini adalah keinginan yang bisa dikatakan menggebu-gebu untuk terus menulis. Dan bisa jadi, jiwa halus sastra mengalir juga dalam diri saya. Hehehe.

Adapun pengalaman saya dengan buku-buku agama dimulai ketika saya masuk di SLTP. Kebetulan waktu itu saya bersekolah di Madrasah Tsanawiyah yang bisa dibilang pelajaran agamanya dominan. Berlanjut hingga saya kuliah. Nah di kuliah ini, saya terlibat aktif di rohis kampus. Maka secara tidak langsung, saya banyak membaca buku-buku islam yang berkaitan dengan keagamaan, tasawuf dan pemikiran islam. Adapun hingga sekarang, saya masih terus membaca buku-buku yang berkaitan dengan islam dan pemikiran islam. Dan bagi saya, membaca buku-buku islam adalah sebuah kemestian yang harus saya lakukan hingga akhir hayat. Karena dari sinilah pengetahuan tentang ketuhanan –basic seorang muslim- saya dapatkan.

Sedang buku-buku yang berkaitan dengan pengembangan diri baru mulai saya selami saat saya kuliah, saat saya mulai mengalami “split” jiwa. Hahaha. Di kuliah ini saya mulai menemukan banyak sekali masalah-masalah yang berkaitan dengan kepribadian. Dan pelarian saya tentunya ke-dua hal: buku-buku dan mentor (guru). Adapun buku, maka buku-buku pengembangan dirilah yang menjadi tempat pelarian saya untuk menyelami samudera dari segala masalah dan potensi yang ada di dalam diri. Memang harusnya, buku-buku seperti ini sudah kita baca sejak kita duduk di bangku SLTP. Tapi bagi saya, tidak ada kata terlambat untuk memulai daripada tidak sama sekali memulai. Setuju tidak? Hehehe.

Kedepannya, saya akan mencoba (dan memang harus) membaca buku-buku yang memang mesti dibaca. Mungkin itu buku-buku yang berkaitan dengan bisnis, kenegaraan, pemikiran, dan lain-lainnya. Tentunya setelah saya lulus dari matematika UI.

Bagi saya, membaca buku itu adalah sebuah kehidupan. Karena dengan membaca buku, berarti saya telah memberikan kehidupan “yang luar biasa” bagi diri saya sendiri. Memang membaca buku sudah menjadi hobi tersendiri bagi saya, tapi saya menyadari bahwa membaca buku yang tepat yang sesuai dengan kebutuhan adalah yang harus menjadi prioritas.

Sekarang, bagaimana dengan rekan-rekan sekalian. Buku-buku apa yang paling sering rekan-rekan baca? Apa dampaknya bagi rekan-rekan hingga saat ini? Dan buku-buku apa yang harusnya banyak rekan-rekan baca kedepannya?

Tags:

4 Responses to "Evaluasi Bahan Bacaan"

Udah bisa kan ya, buat postingan baru? Jadi masalahnya kenapa?
Mungkin bisa nih di-share, jadikan bahan postingan. 😀

Kalo ada masalah, lihat aja di support.wordpress.com ato kontak ke bagian support-nya. 🙂

udah sop. udah ane kontak ke bagian support-nya. tapi butuh waktu dua hari. thx sop

jadi…. dirimu adalah apa yang kau baca

saya, sampai sekarang, masih membaca apa saja yang saya sukai 😀

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Total Kunjungan:

  • 661,491 hits

Follow me on Twitter

Yang Lagi OL

PageRank

Kenal Lebih Dekat di:

%d bloggers like this: