Carut Marut Komponen Sepak Bola Negeri
Posted August 2, 2010
on:- In: Olahraga | Sepak Bola
- 7 Comments
terjadi lagi lempar-lemparan batu antara aremania yang mw pulang ke malang dengan warga kediri di sekitar rel. kejadian serupa juga pernah dilakukan bonek surabaya dgn warga di sekitar perlintasan rel.
kok sama emosinya ya baik pemain bola di lapangan hijau maupun supporter di atas rel. kalo gitu, kapan dong seluruh komponen sepak bola kita jadi dewasa?!
Begitulah saya menulis status di FB. Kenapa saya menulis status seperti itu? Karena yang saya tulis itu adalah ungkapan rasa prihatin saya pada seluruh komponen masyarakat sepak bola Indonesia. Kadang kita miris melihat para pemain sepak bola yang sulit untuk menahan emosinya di lapangan hijau. Wasit dibentak-bentak, hakim garis dicaci maki. Bahkan antar pemain pun terkadang sulit untuk bermain secara sportif. Apalagi jika kasusnya adalah saat pertandingan final seperti yang terjadi tadi malam di final piala Indonesia antara Sriwijaya FC vs Arema Indonesia. Tekling sana tekling sini agar tidak kebobolan dan kalah. Intinya, segala macam cara dilakukan agar tidak keok. Jika wasit mengeluarkan katu kuning, lebih-lebih kartu merah, wuiihhhh..jangan ditanya akan seperti apa reaksi para pemain.
Belum lagi ulah rusuh para penonton baik di dalam stadion pun di luar lapangan. Belum lama ini juga terjadi aksi anarkis bonek yang membakar bangku-bangku stadion karena kecewa dengan kekalahan Persebaya. Harus seperti itu kah meluapkan kekesalan buah kekalahan tim kebanggan? Kenapa gak mencoba untuk meluapkan kekesalan itu menjadi energi-energi positif semisal: karena kesal, pulang ke daerah langsung ngorbanin duit ngebangun lapangan sepak bola. Atau, karena kesal, langsung ngadain kompetisi di daerahnya demi menggembleng bibit-bibit unggul yang ada di sana. Atau masih banyak yang lain-lain lagi.
Belum lagi dengan kinerja para petinggi sepak bola negeri ini yang kini dimotori oleh PSSI. Seperti apa anda menilai kinerja mereka: baik atau buruk? Saya yakin seyakin-yakinnya jika maysarakat Indonesia disurvei untuk menanyakan perihal kinerja PSSI dalam menangani sepak bola Indonesia akan menjawab di pilihan yang ke-dua. Ya toh??
Jika mengingat hal-hal yang seperti itu, tentu akan sangat miris hati kita. Pedih rasanya wajah kita melihat print hidup sepak bola negeri ini. Tapi tentu bukan reaksi seperti itu yang ingin kita tampilkan. Kita, bangsa Indonesia ini, tentu masih punya sejuta harapan yang diimpi-impikan dan sejuta kesempatan untuk memperbaiki carut marut dunia sepak bola kita. Ada sejuta kemungkinan untuk memperbaiki segalanya asalkan semua stakeholder sepakbola kita mau untuk merubahnya. Tentunya kita ingin agar negara kita menjadi negara yang diperhitungkan dalam hal sepak bolnya, para pemain dan penonton yang dewasa dalam menyikapi dinamika pertandingan, wasit dan hakim garis yang jujur, terlebih PSSI yang kian berkinerja dengan baik. Itu impian-impian kita. Itu harapan-harapan kita. Dan tidak ada yang mustahil bagi sebuh impian yang mampu diimajinasi. Maka mari wujudkan bersama-sama dengan hal yang sekecil-kecilnya.
sumber gambar: sini
August 2, 2010 at 5:42 pm
Semoga semuanya sadar… terutama PSSI! 😦