Nur Ali Muchtar

Sentuhan Fisik

Posted on: April 29, 2011

Seorang teman tiba-tiba saja bertanya pada saya di tengah-tengah kuliah, “Li, lo masih sering pulang ke rumah?”. Maka saya jawab dengan lugas, “Alhamdulillah masih.” Lantas saya balik bertanya padanya, “Lo sendiri gimana?”. “Wahhh, gw udah empat bulan nih gak balik ke rumah”. Astaghfirullahalazim.

Yang membuat saya sedikit iba pada sobat saya ini adalah sifat cueknya yang demikian mendominasi keseluruhan karakter kepribadiannya. Padahal rumah orang tuanya hanya berada di kawasan Jakarta Barat, sedang ia ngekost di depok. Hanya butuh paling lama dua jam perjalanan untuk pulang ke rumah. Tapi ia tidak melakukan itu (jarang pulang).

Harus difahami bahwa keluarga –terutama ibu dan bapak- juga punya hak untuk secara intens kita kunjungi. Apalagi status kita saat ini masih membujang. Lain halnya jika kost-kostan kita jauh. Di luar provinsi atau di luar negeri misalnya. Pertemuan fisik yang intens amat penting dalam menunjang keharmonisan kita dengan keluarga. Ini tentu memberikan kebahagiaan tersendiri bagi kita dan keluarga kita.

Tak hanya keluarga, cinta dua orang anak manusia pun membutuhkan pertemuan fisik. Coba Anda bayangkan jika cinta Anda pada seorang wanita tidak sampai bertemu pada tataran fisik alias sampai pada pelaminan. Tentu tidak bisa dibilang cinta namanya. Cinta pasangan suami istri harus melingkupi dua hal berikut: pertemuan jiwa dan pertemua fisik. Maka kita bisa melihat seperti yang terjadi pada Qois dan Laila atau Zaenuddin dan Hayati pada cerita Tenggelamnya Kapal Vanderwijk atau kenyataan pada masyarakat modern saat ini yang lebih memilih gantung diri karena cintanya tidak sampai ke pelaminan. Menderita dan penuh kepiluan. Inilah bukti bahwa cinta butuh fisik.

Orang-orang yang beperang di jalan Allah pun diwajibkan untuk pulang menemui istrinya maksimal empat bulan lamanya. Tujuannya agar jiwanya itu tidak dibakar api amarah sehingga ia tidak berperang dengan jiwa yang beringas. Maka saya percaya bahwa cinta tanpa pertemuan fisik adalah bulshit.

Hal ini juga merembet pada keluarga istri kita bahwa kita pun harus menjaga hubungan yang intens dengan mereka. Itulah mengapa kebanyakan pasangan yang baru menikah harus tinggal beberapa lamanya di rumah ibu mertua. Tujuannya adalah untuk menguatkan ikatan silarurahim antara kita dengan keluarga ibu mertua. Sehingga kita bisa lebih dekat dengan mereka. Dan ini merupakan salah satu tujuan dari pernikahan.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Total Kunjungan:

  • 661,491 hits

Follow me on Twitter

Yang Lagi OL

PageRank

Kenal Lebih Dekat di:

%d bloggers like this: