Spesial Untuk Nita
Posted June 7, 2011
on:- In: Menikah | Pelangi 06
- 5 Comments
Hilang sudah riuh riang kegaduhan itu. Negeri Pelangi kini kembali tenang dan damai. Tenang setenang buaya kala mengincar mangsa. Damai sedamai hidup di dalam surga. Seluruh penduduk yang berdomisili di sana, kini bahagia. Banyak senyum menguncup merekahkan layu dunia. Ada berita langit yang membuat hati mereka senang bukan alang kepalang. Adakah lagi berita yang membuat jiwa menjadi lebih bergairah bagi seorang bujang dan bujangwati ketimbang kabar berita tentang pernikahan sepasang anak manusia dari klan Adam dan Hawa? Terlebih spesialnya, berita yang sampai ke teling-telinga mereka adalah berita bahagia tentang perkawinan salah seorang penduduk mereka sendiri. Teman sejawat mereka sendiri. Teman sepermainan mereka sendiri. Teman seperjuangan mereka sendiri. Teman sepenasib mereka sendiri. Teman sekelahiran mereka sendiri. Teman sekena-kenanya teman mereka. Maka wajarlah mereka gembira. Kini mereka berpesta. Merayakan kebahagiaan dengan sesama. Menyunggingkan senyum pada semesta. Hingga tak ada lagi yang lebih bahagia di dunia ini ketimbang mereka, para kawula Pelangi, sahabat-sahabat Nidji.
Itu cuma sedikit prologo dari saya. Tulisan sederhana ini saya persembahkan untuk saudariku, saudari kamu, saudari kita semua, Purwanita Jayanti. Hahaha…
Sebelumnya saya mau minta maaf yang sebesar-besarnya karena mungkin udah punya banyak dosa pada dirimu, Nita. Terlebih waktu kita sama-sama berjuang di MII kala dulu. Tak terhitung banyaknya dosa telah saya buat. Tak tertampung derai tangis yang terburai. Dan tak terbayang peluh kesah yang terurai. Hanya satu kata yang diri ini ingin ucap: maafkan untuk semua kesalahan-kesalahan tempo doeloe yang pernah tersemai. Sudi kiranya memaafkan? Biar terucap Alhamdulillah. Biar tenang hati ini menjalani hidup. Biar ada sesungging senyum terus tersemat di bibir kering ini.
Bulan ini adalah bulan bahagia untuk saudariku, saudari kamu, saudari kita semua, Purwanita Jayanti. Karena di bulan ini, status Nita berubah total. Dari seorang perawan ting-ting, berubah menjadi seorang Istri. Dari seorang diri, bentar lagi membelah jadi dua. Dari yang selalu menahan pandang pada semua ihwan, kini bebas memandang ihwannya sendiri (ups…). Dari yang tadinya melulu seorang diri bergulat dengan masalah, kini ada tempat untuk berbagi dan mencurah. Dari yang tadinya haram, menjadi halal. Ente pertamaxxx Nit untuk ahwatnya. Dirgahayu saya ucapkan. Salam jaya selalu. Seperti namamu: Jayanti. Hehehe…
Untuk mas Anggun Ardiyanto yang akan menjadi suami Nita, saya telah mengenal beliau sejak lama sewaktu saya tinggal di BTA beberapa tahun silam. Pertemuan kita kali pertama ya di sana, di BTA. Dan satu hal yang paling berkesan dari mas Ardi pada saya sejak saat itu adalah kelembutan perangainya, kehalusan tutur katanya, dan ketenangan jiwanya. Saya memang tidak banyak mengenal Nita, tapi buat saya, Nita dengan mas Anggun, ibarat dua kutub berbeda yang akan bisa saling lengkap melengkapi. Seperti pertemuan dua kutub negatif dan positif yang bisa mengalirkan arus listrik. Kutub jiwa seperti ini, InsyaAllah akan membawa kelanggengan bahtera rumah tangga. InsyaAllah.
Saya sangat menghormati beliau karena dari sikap beliau, sepertinya beliau sangat-sangat dewasa sekali. Meski lulusan universitas swasta, apalah arti kampus swasta negeri. Sama saja menurut saya. Yang penting adalah produknya. Yang penting adalah kemampuannya. Yang penting adalah kualitasnya. Mau dia dari negeri kek kalo emang kualitas dirinya kurang bagus, ya masih lebih mending lulusan swasta yang kualitas dirinya bagus. Kan gitu? Sama-sama kita ketahui pula, mas Ardi kan sudah bisa dibilang mapan yah? Beliau kan dulu pernah kerja di Bank Syariah Mandiri MIPA kan yah (jangan-jangan kalian ketemuannya di sini lagi? hahahaha). Sekarang dipindain kan ke cabang Margonda kalo gak salah yah? Nah yang terpenting kan sudah mapannya itu kan yah? Alhamdulillah mas Ardi bisa dibilang sudah mapan kan yah?
Tau tak kalau beliau ini adalah murabinya teman saya? Dan saya bisa menyimpulkan kalo yang nikah itu adalah Nita dengan mas Ardi salah satu klunya ya dari teman saya yang dibina mas Ardi itu. Temen saya itu bilang kalo murabinya mau nikah sekitar bulan Juni/Juli. Tapi dia tidak tahu ahwatnya itu siapa. Setelah itu coba saya selidiki lebih detail. Saya coba selidiki lewat interaksi-interaksi di grup pelangi dan kenyataan di lapangan. Biasanya, ahwat yang akan menikah itu adalah yang paling tak banyak cakap jika kasus pernikahannya diungkap-ungkap. Dan kenyataan di lapangan jauh lebih meyakinkan saya bahwa tidak mungkin ahwat yang akan menikah itu adalah ahwat yang belum lulus. Terlebih yang sedang bertempur dengan skripsinya. Pasti yang akan menikah itu adalah ahwat yang sudah lulus. Tak bisa ditawar-tawar lagi. Setelah melakukan tapa di gua kasur selama berhari-hari dan bermalam-malam, akhirnya saya yakin-seyakin yakinnya kalo yang akan nikah itu adalah Nita sebelum dia upload undangannya kemarin di milis. Bener kan akhirnya?. “Buaya” gitu, mau ditantangin. Hahaha…
Saya ucapkan selamat pada Nita. Dirgahayu. Jaya selalu Nit. Banyak sekali keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari menikah. Mulai dari nilai ibadahnya yang luar biasa hingga keuntungan-keuntungan ketika kita hidup bermasyarakat. InsyaAllah agama Nita telah sempurna dengan menikah ini. Tinggal menjaga keimanan kepada Allah Swt. aja yang harus terus dijaga dan dipupuk selalu. Lewat nikah ini, biasanya orang juga akan lebih cepat dewasanya ketimbang orang-orang yang belum menikah. Mungkin karena statusnya berubah dan tanggung jawab yang diemban juga jauh lebih besar dari melajang. Kalo Nita, belum menikah aja udah segitu dewasanya, apalagi setelah nikah? Manthabbb dah.
Kita semua berdoa pada Allah, semoga pernikahan Nita dengan Mas Anggun Ardiyanto ini berkah. Diridhai Allah Swt. Terus dinaungi rahmat-Nya. Tetep langgeng hingga akhir hayat. Dijadikan keluarga sakinah mawaddah warahmah. Dikarunia banyak anak yang sahalih dan shalihah yang kelak akan meneruskan tongkat estafet bagi kejayaan umat ini. Semoga dengan adanya ikatan kuat ini, bisa memberikan banyak kebahagiaan buat Nita dan keluarga. Semoga cinta Nita pada mas Ardi dan cinta mas Ardi pada Nita tak akan pernah layu meski didera angin puyuh kehidupan, digoncang berbagai macam gelombang dan badai, digoda berbagai macam mara bahaya. Semoga cinta kalian terus mekar mengharumkan bumi dengan semerbaknya yang mewangi sepajang sejarah kehidupan kalian. Semoga dengan menikah ini, kehidupan kalian jadi jauh lebih produktif ketimbang saat melajang dulu. Semoga tetap bisa menjadi bagian dari pergerakan dakwah ini. Semoga segala kebaikan tetap tercurah pada kalian. InsyaAllah. Amin.
Bunga itu mekar kini
Karena telah ada yang menyirami
Biarkan cinta kan bersemi
Menyemai kisah yang kan abadi
Hidup ini sebentar saja
Tak ada yang membuatnya menjadi lama
Kecuali itu satu kalimat saja:
Hidup berdua untuk selamanya
Selamat duhai saudari
Kau beroleh surga duniawi
Semoga kelak tak pernah ada rasa tersakiti
Suatu saat dalam cerita hidup kalian ini
Berdoalah pada Sang Kuasa
Biar terus menghidupi asa
Karena dari sana engkau kan bahagia
Selamanya tak ada derita
5 Responses to "Spesial Untuk Nita"

ya


Subhanallah.. Ali yg satu ini. Tdk cuma pandai merangkai angka tpi juga merangkai kata. Smoga menjadi penulis yg handal terkenal regional nasional global… hehe Tpi yg penting kan berkah dan naafi’un li ghoirihi kan-ya!..
Terima kasih atas do’anya, mengenai tebakan2 antum ane cm bisa bilang, Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu, termasuk dalam mempertemukan menyatukan kami dengan cara-Nya
Ingin kubelah langit dengan kata-kata
Kuaduk-aduk bintang dengan kalimat sastra
Tiada yang kucari satu saja
Sekedar takdir masa depan yang tak kutahu siapa
Kebijaksanaan Illahi menakdirkan kita saling mencintai
Karena takdir itulah setiap bagian dunia ini bertemu berpasangan
Dalam pandangan bijak, langit adalah laki-laki
dan bumi adalah perempuan
Bumi memupuk apa yang telah dijatuhkan oleh langit padanya
Jika bumi kekurangan panas maka langit menghangatkannya
Jika bumi kehilangan kesegaran kelembaban langit segera memulihkannya
Langit memayungi bumi layaknya suami menafkahi istri
Bumi pun sibuk menumbuhkan menyusui
Segala yang telah dilahirkannya
Dengan Cinta
(klo mau Kata Mutiara ini dateng yee)
Jazzakallah khairu jazza ya akhi
Maju Tak Gentar untuk Nur Ali Muchtar

June 7, 2011 at 9:19 am
barakallahu lakuma..
juga kpd bang ali, mantan kadep DSI MII…
kalian de best lah,,
June 7, 2011 at 9:20 am
amin gam 🙂