Nur Ali Muchtar

Pentingnya Fisik

Posted on: June 8, 2011

Ada dua hal yang membuat saya sampai sekarang tetap rutin berolahraga. Hal yang pertama adalah kenyataan bahwa kita tidak hanya ingin hidup hingga batas usia 40, 50, 60 tahun saja. Kita ingin hidup hingga usia di atas 60 tahun. Tapi, ada titik penekanannya di sini: bahwa kita ingin tetap hidup sehat, lincah, bergirah, segar nan bugar meski usia kita telah memasuki usia-usia senja. Begitu banyak saya melihat orang-orang usia pensiun (sekitar 60 tahun-an) yang sudah tidak bisa melakukan apa-apa selain, maaf, menunggu kematian. Mestinya, kematian itu gak usah kita tunggu. Ia pasti akan datang untuk menjamah nyawa setiap orang.

Ada beberapa hal yang menyebabkan mengapa orang-orang di usia 60 tahun ke atas sudah tidak mampu lagi berkontribusi banyak bagi masyarakat. Salah satu sebabnya adalah faktor kesehatan. Rata-rata, orang-orang Indonesia terutama yang tinggal di Jakarta, seperti realita yang saya lihat dalam keseharian, di usia 60 tahun sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Ini mencakup segala jenis bidang pekerjaan. Entah itu profesinya sebagai pegawai negeri, pegawai swasta, bahkan hingga atlet sekalipun.

Saya begitu terispirasi dengan orang-orang macam B. J. Habibie, Jusuf Kalla, dan tokoh-tokoh lainnya. Lihatlah usianya, berapa? Keduanya sudah jauh di atas 60 tahun. Tapi kualitas fisiknya, sungguh mengagumkan. Mereka terlihat begitu enerjiknya. Begitu lincahnya. Begitu bergairahnya. Begitu bersemangatnya. Begitu sehatnya. Lihatlah sorot matanya. Luar biasa. Hal yang berbeda kita temukan dengan kebanyakan orang tua yang ada di sekeliling kita yang sudah tidak mampu lagi berbuat apa-apa. Banyak sekali faktor mengapa di usia yang harusnya produktifitas itu semakin meninggi melanglang buana mengembara ke setiap tempat yang mungkin bisa dicapai, tapi malah sudah tidak bisa melakukan apa-apa lagi di usia-usia tersebut. Sebut misalkan pola hidup masa mudanya yang tidak baik seperti mengonsumsi narkoba, alkohol, rokok, dan lain-lain sebagainya. Yang lainnya mungkin karena semasa muda jarang atau bahkan tidak pernah berolahraga dengan alasan sibuk bekerja mencari duit. Mengkonsumsi makanan-makanan yang kurang bergizi atau bahkan tidak baik bagi kesehatan seperti: jantung, hati, jeroan, sate, dan lain sebagainya. Menghabiskan usia mudanya hanya untuk bekerja terus bekerja membanting tulang saban hari saban waktu tanpa pernah berpikir bahwa mereka ingin tetap produktif hingga jauh di atas usia 60 tahun, kelak. Tanpa adanya kesadaran seperti ini, sulit bagi kita untuk tetap bisa mengontrol pola hidup kita setiap hari.

Memang ada satu faktor yang ga bisa kita hindari. Faktor ini kita sebut faktor eksternal. Kita tak kuasa untuk menolak faktor yang satu ini. Misal, ada seorang atlet yang masa mudanya begitu sehatnya, begitu berjayanya, bagitu bugarnya, begitu enerjiknya, pemegang medali emas olimpiade internasional di bidangnya, tapi suatu ketika ia mengalami musibah dalam suatu pertandingan hingga kakinya patah dan tidak bisa lagi berjalan. Alhasil, ia harus menjalani kehidupannya setelah itu hingga meninggal, di atas kursi roda dan tak mampu lagi berbuat apa-apa. Nah faktor seperti ini memang tak bisa kita elakkan. Tapi faktor yang seperti ini sangat kecil kemungkinan terjadinya. Sama seperti ketika kita ingin mengikuti ujian SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Ada faktot eks yang tak bisa kita hindari yang memungkinkan kita ga lulus dalam ujian tersebut semial: lupa tanda tangan, salah melingkari nomor ujian, kertas kotor dan terlipat sehingga tak bisa dibaca komputer pemeriksa, dan lain sebagainya. Tapi seperti yang saya bilang tadi bahwa faktor-faktor yang seperti ini kemungkinan terjadinya kecil. Contoh faktor eks lainnya yang membuat kita tak bisa melakukan apa-apa kala senja adalah faktor kecelakaan parah. Apa yang bisa kita perbuat jika kita mengalami hal semacam ini? Semoga tidak.

Hal yang kedua yang memotivasi saya rutin untuk berolaharaga adalah saya tidak ingin menyengsarakan istri dan keluaraga saya saat usia tua. Sekali lagi, betapa banyaknya saya melihat seorang suami yang di usia tuanya harus terus menerus dilayani oleh seorang istri. Jangan salah, maksud saya dilayani di sini adalah dilayani dalam segala hal termasuk pekerjaan-pekerjaan yang harusnya menjadi kewajiaban seorang suami malah dikerjakan oleh istrinya. Kebanyakan yang saya lihat, istri biasanya lebih sehat di usia tuanya ketimbang suami. Disamping karena kebanyakan istri usianya lebih muda ketimbang suami, faktor lainnya  adalah biasanya istri lebih mampu menjaga polah hidup yang baik setiap harinya. Kan kebanyakan pria kurang mampu menjaga nafsu perutnya? Apa aja yang ada digabres. Apa aja yang mengiurkan dilahap. Apa aja yang serasa enak disantap. Belum lagi kebiasaan merokoknya. Belum lagi kebiasaan bergadangnya. Belum lagi kebiasaan-kebiasaan yang lain yang tidak bagus dilakukan.

Itulah dia faktor yang memicu saya untuk tetap rutin berolahraga setiap harinya. Tidak hanya olahraga, saya juga berusaha semampu saya untuk tidak mengonsumsi makan-makanan yang tidak baik untuk ditelan. Godaannya memang berat untuk orang-orang yang tinggal di kawasan Jakarta ini. Tapi tetap harus ada yang faktor yang mengekang. Faktornya ya karena kita ingin hidup sehat dan produktif hingga usia senja dan hingga akhir usia kita. Saya juga berusaha untuk menghindari rokok, alkohol, dan narkoba. Tapi ada satu hal yang tak bisa saya hindari dan hanya bisa saya kurangi yaitu polusi asap kendaraan. Asap kendaraan ini gak bisa saya hindari karena saya hidup dan mencari nafkah di Jakarta ini. Tapi ada hal yang bisa saya lakukan untuk mengurangi polusi asap ini masuk ke tubuh saya secara massal dan menggerogotinya secara perlahan-lahan semisal: memakai masker saat bepergian, mengonsumsi susu sehabis bepergian, dan memilih tinggal di kawasan yang tidak terlalu tinggi polusi udaranya seperti di Depok (pinggiran Jakarta) ini.

Memang kita tidak tau akan seperti apa kita di usia 60 tahun ke atas. Tapi mudah-mudahan, ketika Allah memang memanjangkan umur kita hingga jauh di atas usia 60 tahun, kita tetap bisa produktif dalam melakukan amal-amal shalih bagi masyarakat luas. Amin.

*Mohon maaf apabila ada kata-kata yang terlalu kasar dan tidak mengena di hati pembaca. Yang saya ingin sampaikan di sini hanya anjuran untuk menjaga kesehatan kita masing-masing agar di usia senja kita tetap bisa melakukan produktifitas yang tinggi. Semoga.

1 Response to "Pentingnya Fisik"

Hehehe, luar biasa Bang Aly ini. 😀
Pola makan juga harus diatur, Bang. 🙂
Mari kita hidup sehat dan bugar. 😀

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Total Kunjungan:

  • 661,491 hits

Follow me on Twitter

Yang Lagi OL

PageRank

Kenal Lebih Dekat di:

%d bloggers like this: