Terima Kasih Wahai Kampus
Posted September 21, 2011
on:Hari ini saya menyaksikan dengan mata kepala sendiri bahwa ada anak muda yang baru lulus kuliah telah “mengalahkan” banyak sekali orang-orang tua yang telah berbisnis selama puluhan tahun hanya dalam waktu dua bulan (untuk bisnis yang sama). Saya tidak bohong dan tidak mengada-ngada. Ini kali kedua saya melihat sendiri bahwa anak-anak muda yang ditempa di kampus dengan begitu mudahnya melampaui bisnis yang dijalankan oleh orang-orang tua yang telah menjalankan bisnis yang sama selama belasan atau bahkan puluhan tahun lamanya. Jelas saya tidak mengada-ngada karena kedua orang tersebut adalah teman saya sendiri di kampus. Sahabat yang pertama berbisnis di bidang konveksi kaos, baju, jaket, dll dan sahabat saya yang kedua berbisnis di bidang pendidikan.
Salah satu hal yang membedakan anak-anak muda ini dengan kebanyakan orang tua adalah gemblengan di kampus. Banyak sekali basic-basic kemampuan yang diperoleh anak-anak muda ini dari dunia kampus. Dan tentu hal tersebut sangat berguna sekali di kemudian hari. Satu contoh kecil misalkan: basic komputer dan internet. Hampir semua anak-anak muda yang kuliah di kampus menguasai (meski tidak ahli) sedikit ataupun banyak kemampuan di bidang komputer dan internet. Tapi tidak demikian dengan para orang tua. Kebanyakan dari orang tua awam dengan kedua dunia tersebut. Padahal, kemampuan di kedua bidang ini bisa dibilang memegang peranan yang cukup vital untuk menunjang kesuksesan di bidang bisnis. Terlebih di era teknologi seperti sekarang ini. Semuanya serba internet. Semuanya serba teknologi. Semunya serba online.
Mari kita lihat contoh teman saya yang pertama. Usahanya di bidang konveksi. Bermodalkan hanya sebuah website dengan kemampuan SEO (Search Engine Optimization) yang cukup baik, teman saya ini bisa menghasilkan order yang mungkin tak pernah bisa dibayangkan oleh orang-orang tua yang tak pernah menerapkan konsep marketing via internet. Bayangkan saja selama puluhan tahun mereka (orang-orang tua) mencari orderan hanya dari dunia offline. Sedang kita tau bahwa ranah offline hanya menjangkau sedikit sekali ruang dan waktu. Alhasil, hanya dalam waktu dua bulan mengembangkan usaha tersebut, teman saya ini telah berhasil mempekerjakan orang-orang tua yang telah bekerja selama puluhan tahun tersebut. Subhanallah. Inilah didikan kampus teman.
Contoh yang kedua adalah teman saya yang berbisnis di bidang pendidikan (jasa private). Hanya dalam waktu dua tahun, dia telah mampu melampaui penghasilan yang bisa dihasilkan oleh orang tua yang telah merintis usaha private sejak belasan tahun yang lalu. Teman saya ini hanya berbekal website disertai tawaran program-program baru. Sesimpel itu saja.
Maka beruntung sekali bagi kita yang pernah mencap manisnya bangku kuliah. Ada begitu banyak pengalaman dan pelajaran-pelajaran yang kita peroleh semasa kuliah. Diantaranya (disamping kemampuan komputer dan internet) adalah kemampuan berorganisasi / leadership (mengatur orang dan berinteraksi dengan orang lain), kemampuan berbicara, kemampuan marketing, birokrasi, hukum, bahasa, lobby, persuasi, dan masih banyak yang lain. Tentu ini semua sangat berguna sekali bagi kita-kita yang ingin terjun di dunia bisnis. Bukankah seorang pebisnis kudu mengetahui banyak hal meski tidak menjadi ahli di dalamnya. Nah, kemampuan di banyak hal inilah yang telah kita peroleh di dunia kampus. Berkat kemampuan ini, kita mampu melihat dalam cakrawala yang jauh lebih luas dan tak terlihat oleh orang-orang tua. Pada celah itulah kita manfaatkan peluang untuk melakukan lesatan dahsyat.
Untuk kalian para pemuda kampus baik yang masih kuliah dan telah lulus, mari kita ucapkan terima kasih kepada kampus yang telah memberikan banyak sekali bekal pada kita untuk bisa survive di masa-masa yang akan datang. SEMOGA!!
Leave a Reply