Sukses Tidak Selalu Linier Dengan Tingginya IPK
Posted November 27, 2011
on:- In: Bangsa | Hikmah | Motivasi | Pengembangan Diri | Tokoh | Universitas Indonesia
- 14 Comments
baru tau dari acara kick andy. ternyata, pak Rhenald Kasali waktu lulus dari FE UI cuma punya ipk 2,49. tapi bisa jadi orang hebat (sukses). satu lagi yang menguatkan kita bahwa IPK bukanlah segalanya. gak ada jaminan bahwa orang yang tinggi IPK nya akan menjadi orang yang sukses di masa yang akan datang. pun juga gak ada jaminan bahwa orang yang rendah IPK nya akan menjadi orang dari kelas bawah (gak sukses). buat saya, yang terpenting adalah seberapa besar keinginan orang tersebut untuk menjadi besar di masa-masa yang akan datang. ini mengharuskan ia menjadi manusia pembelajar.
orang boleh hebat sewaktu di kampus: IPK nya, organisasinya, dan lain sebagainya. tapi, kalo toh setelah lulus keinginan belajarnya (belajar segala hal) rendah, insyaAllah ia akan menjadi orang biasa-biasa saja. dan sebaliknya, orang yang biasa-biasa saja sewaktu di kampus, tapi setelah lulus ia memiliki gairah yang luar biasa untuk menyongsong masa depan, insyaAllah semuanya akan berubah menjadi bunga-bunga indah yang wanginya penuh dengan semerbak untuk semesta.
seperti kata orang besar: “orang yang mengatakan bahwa dirinya pintar, adalah orang bodoh”. itu mengapa seorang steve jobs punya kata-kata sakti: “stay foolish and stay hungry”.
lupakan semua kegagalan masa lalu. mari hidup untuk hari ini dan masa depan. kemarin adalah sejarah. hari ini adalah hadiah. dan jalani masa depan dengan gairah. everything will be okhay. songsong masa depan demi kejayaan diri kita dan bangsa kita. mari sama-sama percaya bahwa HARAPAN ITU MASIH ADA. TERUS BEKERJA UNTUK INDONESIA.
14 Responses to "Sukses Tidak Selalu Linier Dengan Tingginya IPK"

IPK mungkin cukup kecerdasan intelektual. Sementara sukses harus mengandalkan segala hal, emosional, intelektual,kemampuan bertahan dari kegagalan dan kemauan menerima segala resiko dan rasa sakit. Salam kenal mas 🙂

ada yang kelupaan..spiritualnya ..dibalik kesuksesan semuanya ada tangan Tuhan yang menggerakkan kita menjadi sukses..



Ouw. . . Ini blog Nt?


Intinya Tarbiyah Madal Hayah


Orang orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal hal terbaik, mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya.


Tapi cara itu ternyata tidak selalu tepat bagi setiap orang bahkan mungkin justru memperburuk keadaan.


Intinya sih berusaha semaksimal mungkin, apapun hasilnya itu nanti belakangan, yg penting perjuangannya, pasti di kemudian hari akan ada ganjarannya yang setimpal. Bapak Rhenald Kasali pun IPK 2,49 tp saya yakin dia tetap berusaha semaksimal mungkin ketika kuliah, dan lihat saja, meskipun IPKnya cuma 2,49 tapi akhirnya dia bisa menjadi profesor dan pakar wirausaha yang terkenal di Indonesia, penulis buku, dan pengusaha yang berhasil memberi motivasi bagi anak muda Indonesia dalam membangun usaha.

November 27, 2011 at 11:30 am
Tapi saya harap semua kata-kata IPK tidak menentukan prestasi di luar kampus, tidak menjadi alasan bagi mahasiswa untuk malas belajar dan puas dengan IPK 2, nya.
November 27, 2011 at 11:35 am
ooo ya jelas dong. orang-orang yahudi aja selalu punya target A tuk setiap mata pelajaran. itu kenapa mereka jadi bangsa yang maju. terlepas dari keculasannya ya. hehehe