Posted by: Nur Ali Muchtar on: March 10, 2012
- In: Cinta | Menulis | Puisi | Sekolah
- Leave a Comment
begiulah rindu. bahwa ia akan muncul setelah perpisahan yang cukup lama. membulan, bahkan menahun. atau, mungkin juga dalam bentuk yang lain. tak pernah bertemu, tapi energi setrumnya, seperti membius pesona raga dan jiwa, seluruhnya.
dan ketika rindu itu membuncah di dalam dada, seolah ada ledakan dahsyat di dalam jiwa. menggelegar. menampar-nampar ulu hati. bahkan terkadang, membuat daya ingat hilang bak orang gila di pinggir jalan.
hanya ada satu obat rindu: pertemuan. tapi, apalah daya. kekuatan hati terkalahkan oleh kenyataan lingkungan. atau, mungkin juga azam sudah kuat, tapi ada prioritas lain yang harus ditunaikan.
maka seperti itulah dampaknya: senewen, gila, semaput, menggelepar tak berdaya. “Rabbi… Rabbi… Rabbi… tolong hamba”, begitu jerit hatinya.
Leave a Reply