Nur Ali Muchtar

Konsolidasi Pengurus dan Kader PKS Jakarta Utara Untuk Memenangkan Hidayat Didik Satu Putaran

Posted on: April 30, 2012

Sabtu tanggal 28 April 2012 bada Isya yang bertepat di Masjid Babussalam komplek Walikota Jakarta Utara saya menghadiri acara bertema: “Konsolidasi Pengurus dan Kader PKS Jakarta Utara Untuk Memenangkan Hidayat Didik Satu Putaran”. Acara ini dihadiri oleh DR. Hidayat Nur Wahid serta Adang Daradjatun. Pekik takbir dari ribuan kader-kader PKS se-Jakarta Utara turut menyambut kehadiran mereka berdua. Gemuruh takbir inilah yang membuat bulu kuduk saya merinding dan tiba-tiba saja, ada kedamaian dalam hati ini. Dari situ, sekonyong-konyong rasa optimisme melingkupi diri ini dengan satu tekad: Memenangkan pasangan Hidayat Didik satu putaran saja. Insya Allah.

Acara ini pun dihadiri oleh Ust. Abu Ridha yang bertindak sebagai penceramah. Di dalam salah satu pesannya, beliau mengatakan: “Untuk memenangkan pasangan Hidayat Didik ini, kita memerlukan setidaknya dua dukungan. Pertama adalah dukungan dari Allah SWT. Ini mutlak sifatnya. Dan oleh karena itu, menjadi keharusan bagi seluruh kader-kader PKS untuk senantiasa mendekatkan diri pada Allah SWT. Kedua adalah dukungan publik. Ini bisa kita peroleh apabila kita bekerja secara profesional di tengah-tengah masyarakat. Dua hal inilah yang membuat kita menang dalam satu putaran”. Sontak, gemuruh takbir lagi-lagi berkumandang di aula Masjid Babussalam.

Sebelum bang Dayat (sapaan akrab DR. Hidayat Nur Wahid) naik ke atas panggung untuk memberikan orasinya, tak lupa salah satu kader terbaik yang pernah diusung PKS di pilkada DKI periode sebelumnya yaitu Adang Daradjatun turut memberikan sambutan. Ia berterima kasih pada kader-kader PKS Jakarta Utara yang telah bekerja keras sehingga ia sekarang diamanahi sebagai anggota DPR RI untuk daerah pilihan Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Dalam sambutannya itu beliau memamparkan tanggung jawabnya sebagai anggota DPR RI dari fraksi PKS serta sebagai kader dari PKS itu sendiri. Beliaupun turut mendukung pemenangan bang Dayat untuk gubenur DKI Jakarta periode 2012-2017. Beliau mengatakan, “Ada tiga hal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Pertama, bermoral mulia. Kedua, intelektualitas yang tinggi. Ketiga, fisik yang prima. Dan ketiganya ini telah dimiliki oleh bang Dayat”. Sontak, pekik takbir membahanan menembus atap-atap langit aula Masjid Babussaslam.

Saat bang Dayat maju dan naik ke atas podium, hati saya bergetar. Salah seorang kader terbaik PKS kini ada di hadapan saya. Jalannya begitu berwibawa. Jelas ia memiliki kharisma yang tidak dimiliki pemimpin-pemimpin lain di republik ini. Jangan tanyakan perihal pemahaman agamanya karena beliau bukan lagi ulama berkaliber regional. Beliau adalah ulama yang disegani di seantero dunia. Pemimpin-pemimin Islam dari negara manapun, pasti mengenal beliau. Basic agamanya, yang ia mulai dari pondok pesantren gontor hingga bisa menggondol gelar S1, S2 dan S3 di Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia jelas mengisyaratkan pada kita bahwa ia bukan sembarang pemimpin Islam. Ia adalah pewaris para nabi untuk umat manusia seluruhnya. “Ulama adalah pewaris para nabi”. (HR. At-Tirmidzi dari Abu Ad-Darda radhiallahu’anhu).

Tugasnya di DPR yang merupakan Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen DPR RI periode 2009-2014 membuatnya sangat-sangat terbiasa berjumpa dengan presiden-presiden, perdana menteri, raja-raja, dubes-dubes serta petinggi-petinggi dari negara lain. Beliau telah berkeliling ke seantero jagat untuk menjalin kerjasama dengan negara lain demi kemajuan bangsa Indonesia. Beliau bukan lagi tokoh kaliber Jakarta, tapi tokoh kaliber dunia. Banyak orang berkata untuk menurunkan derajat beliau dengan mengatakan, “Hidayat Nur Wahid turun gunung. Ia rakus jabatan. Dari ketua MPR sekarang berambisi jadi gubernur Jakarta”. Dengan enteng beliau menjawab: “Kami di tunjuk oleh parta (majelis syuro PKS), bukan atas ambisi pribadi. Penunjukan kami sendiri last minute yaitu beberapa jam sebelum penutupan cagub cawagub Jakarta. Di PKS kami sudah terbiasa untuk ditempatkan di posisi manapun karena bagi kami, kerja di PKS adalah pengabdian untuk bangsa dan negara. Lantas dimana unsur ambisinya?”.

Pada tahun 2004, PKS menang untuk wilayah Jakarta. Siapa presiden PKS pada saat itu? Jawabannya adalah Bang Dayat. Siapa ketua MPR periode 2004-2009? Lagi-lagi, jawabannya adalah Bang Dayat. Dengan seabrek pengalaman ini, insya Allah Bang Dayat pasti mampu memimpin dan membawa Jakarta menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Kalo kata orang: “Udah soleh, berkarakter, ulama, sederhana, merakyat, jujur, bersih, dan terbukti kepemimpinannya. Masa gak kita pilih pemimpin yang kayak gini? hehehe”.

Dalam orasinya itu, bang Dayat menyampaikan bahwa Jakarta ini bukan hanya ibu kota Indonesia. Tapi ia juga merupakan ibu kota ASEAN karena kantor sekjen ASEAN ada di Jakarta. Mimpinya adalah menjadikan Jakarta yang Jayakarta serta bisa mengalahkan Bangkok yang merupakan ibu kota Thailand serta mengalahan Singapura dan Kuala Lumpur. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa mimpi-mimpi ini sangat mungkin dan sangat-sangat realistis untuk diwujudkan. Kita memiliki semua sarana untuk menjadikan Jakarta jaya di masa-masa yang akan datang. Amin.

Tak lupa beliau menanggapi isu-isu miring yang ditujukan untuknya dan PKS. Bahwa PKS itu merupakan kelompok GAM (Gerakan Anti Maulid) dan GAT (Gerakan Anti Tahlilan). Beliau mengatakan bahwa sewaktu istrinya meninggal, dirumanya diadakan tahlilan yang dipimpin oleh ulama-ulama besar Indonesia selama seminggu full. Terkait dengan maulid, sudah tak terhitung banyaknya bahwa beliau menjadi pembicara/penceramah dalam acara-acara maulid di seluruh Indonesia.

Beliau juga mengkritisi kampanye yang dilancarkan oleh salah seorang cagub yang menjanjikan bahwa jika dirinya terpilih, maka gaji ketua RT dan ketua RW akan dinaikan sebesar Rp.50.000,00 sehingga gaji ketua RT menjadi Rp.700.000,00 dan gaji ketua RW menjadi Rp.900.000,00. Bang Dayat menimpali bahwa jika dirinya yang terpilih sebagai gubernur Jakarta, bukan hanya Rp.50.000,00 kenaikan yang akan diberikan pada ketua RT dan ketua RW. Tapi akan menggenapi gaji ketua RT menjadi Rp.1.000.000,00 dan Rp.1.250.000,00 untuk gaji ketua RW. Terkait dengan anggaran kesehatan, beliau akan menaikan dari yang semula dianggarkan hanya sebesar 600 milyar menjadi 1 triliyun. Terkait dengan pendidikan, beliau akan mengratiskan sekolah tidak hanya untuk tingkat SD-SMA Negeri, tapi juga swasta. Lagi-lagi, gemuruh takbir dan tepruk tangan kembali berdengung di santero aula Masjid Babussalam.

Terakhir, sebelum penutupan, acara diakhiri dengan doa bersama dan komitmen kader untuk memenangkan pasangan Hidayat Didik dengan segenap daya dan upaya serta mengorbakan tenaga dan harta. Rintik air mata menetes dari pelupuk mata kader-kader PKS Jakarta Utara saat doa dan komitmen diucapkan. Kami semua berdoa pada Allah agar Ia memberikan kesempatan pada kami untuk memimpin Jakarta ini sehingga menjadi Jakarta yang baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur. Amin.

Berikut foto-foto yang berhasil saya jepret:

Persiapan

Persiapan

Kader-Kader PKS Jakut Menunggu Kehadiran Bang Dayat

Kader-Kader PKS Jakut Menunggu Kehadiran Bang Dayat

Film Kampanye Bang Adang Tahun 2007

Film Kampanye Bang Adang Tahun 2007

Ust. Abu Ridha Menyampaikan Ceramah Disertai Pekikan Takbir

Ust. Abu Ridha Menyampaikan Ceramah Disertai Pekikan Takbir

Orasi Bang Adang

Orasi Bang Adang

Saat Bang Dayat Hadir

Saat Bang Dayat Hadir

Bang Dayat Dielu-Elukan

Bang Dayat Dielu-Elukan

Ini Dia Bang Dayat

Ini Dia Bang Dayat

Semangat Para Kader

Semangat Para Kader

Saya dan Dua Orang Akh Dari DPRa Marunda

Saya dan Dua Orang Akh Dari DPRa Marunda

Penuh Sampai Ke Luar Aula

Penuh Sampai Ke Luar Aula

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Total Kunjungan:

  • 661,491 hits

Follow me on Twitter

Yang Lagi OL

PageRank

Kenal Lebih Dekat di:

%d bloggers like this: