Archive for the ‘Duit’ Category
begitulah cara orang-orang yang pendek pikirannya. punya tanah yang luas di jakarta, pengen buru-buru dijual secepatnya. duitnya? dihabiskan untuk konsumsi. 90% dihabiskan untuk sesuatu yang tidak menghasilkan duit lagi. 10% baru digunakan untuk investasi. investasinya juga simpel. buat kontrakan. sudah seperti itu saja. maka, untuk orang-orang seperti ini, duit tak ubahnya diperoleh dari memenangkan lotere atau kupon undian. duit yang diperoleh begitu saja tanpa usaha keras, dijamin: mudah sekali dihabiskan.
jika melihat ada orang yang berbuat seperti ini -karena banyak di lingkungan tempat saya tinggal-, saya hanya bisa tersenyum. jualah. jual semua yang engkau miliki. lihat saja apa yang akan terjadi padamu sepuluh, dua puluh, atau tiga puluh tahun ke depan. saya jamin, jangankan punya duit, rumahpun kau akan ngontrak. dan lihatlah nanti, kau akan mengemis-ngemis dengan para pendatang di kampungmu sendiri. istilah sastranya: merantau di kampung sendiri.
tanah, sama seperti porperti dan emas, adalah investasi. saya sendiri belom pernah melihat ada tanah yang harganya malah turun tiap tahun berganti. justru sebaliknya, selalu naik. studi kasus, dulu, sekitar 10 tahun yang lalu, tanah di sekitar rumah saya, di pinggiran Jakarta Utara, harganya hanya berkisar 250rb per meter persegi. sekarang? udah nyampe kali 1,7juta per meter persegi. lihatlah berapa kali lipet kenaikannya? mencengangkan bukan?
saya sering menasihati orang-orang yang ingin menjual tanahnya secepat kilat saat ada orang kaya menawar tanahnya. tapi sering tak dihiraukan. bagi mereka, ini kesempatan emas untuk menjadi orang kaya mendadak. tapi bagi saya, mereka hanya orang-orang bodoh yang ingin cepat kaya dan ingin menghabiskan duitnya secepat kilat. sama seperti saat mereka mendapatkan duit, duit diperoleh secepat kilat, habis secepat kilat juga. mereka tidak pernah berpikir dalam hitungan anak atau cucu. yang mereka pikirkan adalah, gimana caranya saat saya masih hidup, saya bisa menikmati hasil jual tanah ini. mereka tidak pernah memikirkan anak-anak mereka atau bahkan cucu-cucu mereka kelak. mereka tidak peduli anak-anak dan cucu-cucu mereka nanti makan apa. mereka juga tidak pernah berpikir untuk berinvestasi untuk anak-anak dan cucu-cucu mereka investasi berupa pendidikan. alih-alih menabungkan atau menginvestasikan duit yang diperoleh dari jual tanah pada hal-hal lain yang bisa menghasilkan duit untuk digunakan sebagai biaya pendidikan anak-anak dan cucu-cucu mereka, duitnya malah digunakan untuk konsumsi. seperti yang saya katakan. 90% digunakan untuk konsumsi. benerin rumah, beli perabotan-perabotan rumah, pergi haji, nikain anak, beli mobil, beli motor, beli baju, beli makanan-makanan enak, dan beli-beli yang lain yang sifatnya konsumsi. inilah yang disebut oleh salah seorang ulama sebagai over-akting. ghirahnya meledak-ledak karena telah merasa menjadi orang kaya. padahal, kekayaan yang diperoleh semudah membalik telapak tangan itu, akan mudah juga hilangnya. mereka tidak menyadari hal itu. dikarenakan apa? tak banyak pengetahuan yang menjelma menjadi kesadaran. itulah penyebabnya.
saya berdoa, semoga kita semua terhindar dari perbuatan-perbuatan bodoh seperti itu. semoga kita bisa lebih bijak mengelola duit dan investasi-investasi yang kita miliki. semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang berharta sekaligus bijak. biar manfaatnya bisa menembus tidak hanya keluarga kita, tapi juga menembus dunia. amin.
Fokus Cari Duit
Posted May 22, 2011
on:- In: Duit
- Leave a Comment
Setelah urusan dengan skripsi selesai, yang berarti kuliah saya bentar lagi usai, maka fokus saya sekarang beralih dari yang tadinya belajar setiap hari menjadi mencari duuuuiiiitttt tiap hari. Hehehe. Gak tau kenapa belakangan ini saya jadi kayak “cowok matre”. Mungkin karena saya punya target untuk punya duit sekian rupiah sebelum saya wisuda. Jika ditanya untuk apa, itu masih rahasia. Saya tidak mau menjabarkannya di sini. Biar saja hanya saya tulis di pojokan kamar kost-an saya tentang berapa duit yang ingin saya punya sebelum wisuda dan untuk apa duit itu saya gunakan. Buat motivasi tentunya.
Makanya saat ini saya sedang melakukan berbagai manuver dan kerjaan yang memungkinkan saya untuk dapet duit banyak. Mulai dari ngajar -baik private ataupun bimbel- yang banyak. Saya juga pengen belajar fisik biar nanti saya sandingkan dengan matematika. Kan kalo bisa math-fis peluang kita untuk mengajar jaaauuuhhh lebih banyak. Saat ini kan saya baru menguasai matematika saja. Saya juga mulai mencari-cari proyek apa saja yang bisa menghasilkan duit. Alhamdulillah sudah dapet satu. Tapi dari segi fee memang tidak terlalu besar. Tapi intinya saya tetep bisa dapet duit. Pengen juga gabung jadi tim matrikulasi di SIMAK UI dan SNMPTN. Lagi mikirin juga gimana caranya memulai bisnis. Bisnis apa yang bisa saya kerjakan? Pengen juga belajar ngebuat web biar bisa promosi bisnis lewat web ini.
Karena salah satu pembuka pintu rizki adalah silaturrahim, makanya saat ini saya sedang gencar-gencarnya mengunjungi teman-teman yang sudah lumayan lama ga ketemu. Saya juga berniat untuk shalat dhuha di pagi hari. Kalo bisa tiap hari. Shalat tahajjud. Banyak-banyak istighfar. Motivasi otak bawah sadar tiap pagi. Infak yang banyak. Baca surat Al-Waaqiah kalo bisa tiap abis shalat. Ngapalin ayat-ayat yang ada di Al-qur’an. Dan banyak yang lainnya.
Saya melakukan ini karena saya menyadari bahwa Allah hanya akan memberikan rizki yang banyak, halal serta berkah hanya kepada orang-orang yang mau berusaha sekuat tenaga disertai doa yang banyak dan tak pernah terputus pada-Nya.
Dalam hati saya selalu berkata bahwa saya pasti bisa mendapatkan apa yang saya inginkan. Saya selalu memohon pada Allah Swt agar memberikan apa yang saya inginkan. Saya tidak peduli permintaan saya itu sebesar apapun. InsyaAllah Allah pasti mengabulkan jika kita telah berusaha semaksimal mungkin. Kata ustadz, “Surga aja kita pinta. Apalagi cuma sekedar permintaan-permintaan lain di dunia ini. Jadi jangan takut meminta. Pintalah yang banyak”. Dahsyat. Saya mau itu. Kabulkan lah ya Allah.
Komentar Terakhir: