Nur Ali Muchtar

Archive for the ‘Keluarga’ Category

Bismillah, pagi ini mw bahas sedikit hadits ttg wanita yg diciptakan dr tulang rusuk yg cenderung bengkok.

Wanita diciptakan dr tulang rusuk. Jk ingin meluruskannya mk engkau akan mematahkannya, jk membiarkannya mk akan tetap bengkok (HR Bukhari)

Seperti itulah tabiat (watak) seorang wanita: seperti tulang rusuk. Yg kl qt luruskan, dia akan patah. Kl qt biarkan akan terus bengkok.

Maka cara bergaul yg baik menurut hadits tsb adl mempergauli wanita (istri) dgn selembut-lembutnya.

Jangan terlalu kasar yg menyebabkan ia patah (rusak), juga jangan membiarkannya yg menyebabkan ia bengkok (melenceng).

Dalam kehidupan sehari-hari, biasanya kaum hawa (wanita) cenderung berpikir menggunakan perasaan.

Sedang kaum adam lebih dominan berpikir menggunakan logika akal.

Maka kaum wanita akan sangat mudah terpengaruh dgn hal2 yg berbau emosi (perasaan).

Dan karenanya terkadang, keputusan2 tsbt cenderung tdk objektif. Karena unsur emosi (perasaan) cenderung lbh dominan ketimbang logika.

Itu jg mengapa yg namanya pemimpin dlm rumah tangga jatuhnya di tangan suami, bukan di tangan istri.

Sebab disamping faktor pria lbh kuat secara fisik, jg karena pria bs berpikir lbh objektif menggunakan akalnya.

Tentu akan sangat repot jk setiap permasalahan harus dihadapi dgn perasaan.

Itu jg mengapa kriteria imam (pemimpin) dlm islam salah satunya adalah laki-laki. Bukan masalah diskriminasi, tp masalah kodrat.

Pahamlah qt sekarang mengapa kuasa perceraian itu adanya di tangan suami, bukan istri. Nyambung jg kan?

Kultwit singkat ini bukan utk mendiskreditkan kaum hawa. Biar bagaimana pun, kaum adam ttp butuh kaum hawa.

Dibalik pria-pria besar, akan selalu ada wanita2 besar yg mendampingi. Sekian 🙂

dapet brokes dari “bos”:

Mengapa orang menikah? Karena mereka jatuh cinta. Mengapa rumah tangganya kemudian bahagia? Apakah karna jatuh cinta? Bukan. Tapi karena mereka terus bangun cinta. Jatuh cinta itu gampang, 10 menit juga bisa. Tapi bangun cinta itu susah sekali, perlu waktu seumur hidup. Mengapa jatuh cinta gampang? Karena saat itu kita buta, bisu dan tuli terhadap keburukan pasangan kita. Tapi saat memasuki pernikahan, tak ada lagi yg bisa ditutupi. Dgn interaksi 24 jam per hari 7 hari dlm seminggu, semua belang tersingkap..Di sini letak perbedaan jatuh cinta dan bangun cinta. Jatuh cinta dalam keadaan menyukai. Namun bangun cinta diperlukan dalam keadaan jengkel. Dalam keadaan jengkel, cinta bukan lagi berwujud pelukan, melainkan berbentuk itikad baik memahami konflik dan bersama2 mencari solusi yg dapat diterima semua pihak. Cinta yg dewasa tak menyimpan uneg2, walau ada beberapa hal peka utk bisa diungkapkan seperti masalah keuangan, orang tua dan keluarga, maupun masalah kecil sekalipun. Sepeka apapun masalah itu perlu dibicarakan agar kejengkelan tak berlarut.Syarat utk keberhasilan pembicaraan adalah kita bisa saling memperhitungkan perasaan. Jika suami istri saling memperhatikan perasaan sendiri, mereka akan saling melukai. Jika dibiarkan berlarut, mereka bisa saling memusuhi dan rumah tangga sudah berubah bukan surga lagi tetapi neraka. Apakah kondisi ini bisa diperbaiki? Tentu saja bisa, saat masing2 mengingat komitmen awal mereka dulu apakah dulu ingin mencari teman hidup atau musuh hidup. Kalau memang mencari teman hidup kenapa sekarang malah bermusuhan? Mencari teman hidup memang dimulai dengan jatuh cinta. Tetapi sesudahnya, porsi terbesar adalah membangun cinta. Berarti mendewasakan cinta sehingga kedua pihak bisa saling mengoreksi, berunding, menghargai, tenggang rasa, menopang, setia, mendengarkan, memahami, mengalah dan bertanggung jawab. Mau punya teman hidup? Jatuh cintalah. Tetapi sesudah itu bangunlah cinta.

Belum banyak yang bisa saya berikan untuk emak. Rasa-rasanya, tak ada secuilpun apa yang telah saya beri untuk emak selama ini jika dibandingkan dengan jasa-jasa emak pada saya.

Malam ini mata saya meleleh tak keruan banyaknya. Melihat rambutnya yang kian memutih, kulitnya yang mulai keriput, tangan kirinya yang mulai kurus akibat rematik, giginya yang mulai ompong karena usianya yang sudah memasuki usia 63 tahun, benar-benar membuat dada saya bergemuruh.

Duhh Rabi, apa yang bisa saya lakukan untuk membuatnya bahagia?

Rasa-rasanya, saya lebih banyak membuatnya kesal ketimbang senang. Rasanya-rasanya, saya lebih banyak membuatnya sedih ketimbang bahagia.
Rasa-rasanya, saya lebih banyak membuatnya capek ketimbang santai.

Ah emak, emak, maafin saya emak, saya belum bisa berbuat apa-apa untuk emak. Emak, meski saya belum bisa berbuat apa-apa untukmu emak, ijinkan saya mendoakanmu emak, semoga engkau senantiasa diberikan kesehatan oleh Allah, diberikan kebahagiaan hidup di sisa-sisa umurmu, dipanjangkan umurmu hingga saya bisa membalas semua jasa-jasa baikmu pada saya meski saya tahu itupun tak akan pernah bisa, dan semoga mak, Allah memasukanmu ke surga-Nya yang tertinggi kelak. Amin.

Maafin saya mak. Dan doakan saya agar menjadi anak shalih yang bisa membuatmu masuk surganya Allah kelak. Amin

Tags: ,
Batik Beresin Jakarta Menyimpan Nilai Pelestarian Budaya dan Unsur Kemodernan

Batik Beresin Jakarta Menyimpan Nilai Pelestarian Budaya dan Unsur Kemodernan

JAKARTA (13/6) – Kostum Batik Beresin Jakarta menjadi brand image bagi pasangan calon Gubernur DKI no urut 4, Hidayat Nurwahid dan Didik J Rachbini.

Hidayat memaparkan nilai dan pesan yang tersirat dalam batik tersebut di kediamannya, Jalan Kemang Selatan IV Nomor 79, Jakarta Selatan, Selasa (12/6/2012).

Hidayat menyampaikan bahwa makna dari desain batik yang digunakan adalah pelestarian budaya serta menyeimbangkannya dengan unsur kemodernan.

“Intinya kita menyampaikan pesan ayo beresin Jakarta.Kita tawarkan unsur kemodernan tanpa mencabut akar budaya sendiri,” ungkapnya

Batik Beresin Jakarta menjadi media sosialisai dan asosiasi pencalonan Hidayat-Didik sebagai Gubernur Jakarta.

Hidayat menjelaskan bahwa dengan media batik, kita mensosialisaikan nilai budaya Indonesia yang juga menjadi warisan budaya dunia. Batik bukan hanya milik Solo, Pekalongan atau Yogya, tapi Jakarta punya Jakarta. Sementara itu,warna oranye yang mendominasi, menyampaikan kekhasan Jakarta.

Pada Batik Beresin Jakarta terdapat gambar pohon yang memilki arti bahwa kita berniat untuk lebih menghijaukan Jakarta.

“Saat ini di Kemang sudah sulit menemukan pohon Kemang, di Rambutan mungkin tidak ada lagi pohon rambutan. Jadinya, kita akan coba mengembalikan itu” ujar mantan ketua MPR ini.

Kemudian, pada batik juga terdapat gambar monas dan gedung yang merepresentasikan nilai-nilai kemodernan. Jakarta sebagai ibukota memang tak bisa dipisahkan dengan unsur kemodernan.

Sebagai peresmiannya, Hidayat menyampaikan bahwa Batik Beresin Jakarta sudah dilaunching di Thamrin City pada bulan Mei lalu.***

sumber: http://www.hidayatdidik.net/

damai ngeliatnya.. cocok jadi keluarga Gubernur DKI Jakarta..heheee

bang dayat family

 

malu neh, di tempat ane, ada orang cuma simpatisan (berarti belom ngaji) tapi kerjanya untuk PKS (berarti kerja untuk dakwah) lebih militan ketimbang banyak kader (berarti udah ngaji) yang pernah ane liat dan ane kenal, termasuk ane sendiri. ini orang -pasangan suami istri dan alhamdulillah mampu mempengaruhi sodara-sodara plus tetangga2nya tuk pro ke PKS- udah kerja totalitas untuk PKS semenjak bang adang nyagub taun 2007. kecintaannya sama PKS malah ngelebihin kita2 yang ngaji kali. padahal mereka belom ngaji ampe sekarang. kadang kalo kita cuma nonton doang dari luar (alias gak ikutan kerja), insyaAllah kita akan jadi orang yang lebih kritis untuk mengkritik. contoh: “kok bisa seh bang sani diduetin dengan fokhay?? males dah ane”. lumayan sih buat ngelatih jadi kritikus. sapa ayo yang mao jadi kritikus?? mudah2an kita gak jadi orang yang pandai mengkritik yah… tapi pandai bekerja. AMIN…hehehe….

umur 8 tahun udah keliatan banget jiwa dagannya. tinggal dipoles dikit, insyaAllah bakal jadi pengusaha besar. begitulah keponakan saya. dari mukanya aja udah keliatan kalo ni anak emang berbakat jadi pengusaha. keliatan dari mana? dari mukanya yang sipit. kayak orang cina, jago-jago toh dagannya?? hehehe. mungkin nih anak punya jiwa dagang nurunin dari emaknya. maklum, emaknya (kakak ipar saya) dari dulu emang sering dagang. mudah2an emang nih anak nurunin dah jiwa dagangnya.

saya gak ngada-ngada perihal keponakan saya ini. mulanya gini. beberapa hari yang lalu, dia kasih saya tebak-tebakan lucu. lantas saya bales tebak-tebakannya itu dengan tebak-tebakan saya: “truk-truk apa yang suka ada di meja makan hayo?”. dia gak bisa jawab dan saya kasih tau jawabannya: “trukadang tahu, trukadang tempe”. eh dia malah ketawa terbirit-birit. gak cuma sampe situ. saya bilang ke keponakan saya itu, “dede mau gak tebak-tebakan yang banyak?”. jelas dia eksaited. keliatan dari matanya yang tiba-tiba jadi besar. trus saya cariin deh di internet. eh dia minta tebakannya diprint. ya saya print-in. kalo gak salah ada 17 lembar. banyak gila kan? abis itu dia pulang sambil ketawa-ketiwi ngebaca tebak-tebakan itu.

nah yang buat saya kaget itu esok harinya. dia minta di print kan lagi tebak-tebakan yang baru. saya tanya: “memang dede udah baca semua yang mamang print-in kemarin?”. dia jawab: “belom sih mang”. “lah trus minta di print in lagi untuk apa?”. “untuk di jual”, jawabnya enteng. mata saya langsung ngebelalak. sekali lagi saya tanyakan apakah tebak-tebakan itu memang benar-benar dia jual ke teman-temannya. dan dia pun menjawab, “iya mang bener, ini dede udah dapet 3.500. trus tau gak mang, sebagian tebak-tebakan itu dede sewain ke temen-temen”. blek. nancep. saya cuma bisa menatap keponakan saya itu dengan mulut menganga sambil ngeces. anak sekecil ini sudah bisa menjual sesuatu yang saya pun belum tentu kepikiran untuk menjualnya. dia malah punya ide menjual barang tersebut. hebat hebat!! syaluth…

esoknya saya ceritakan hal tersebut ke kakak saya (bukan ortunya dia). dan kakak saya pun bilang, “emang nih anak udah keliatan jiwa dagannya. waktu itu aja kan pernah dibelikan mainan sama ibunya, eh trus mainan itu di pecah-pecah jadi banyak trus dia jual. ibunya waktu itu tanya, mainannya di kemanakan? dijawab dengan enteng: udah dede jual ke temen-temen”. dahsyat, anak kelas 3 SD lho. ckckck.

nanti saya mau bilang ke ibunya kalo ini anak punya jiwa pebisnis. jadi tolong didukung aja. gak usah di larang-larang. gak usah diarahin untuk jadi ini jadi itu. lebih baik jadiin aja dia pengusaha biar bisa jadi orang kaya yang bisa ngebantu finansial keluarganya dan orang tuanya kelak. gitu lebih enak toh?

emak mungkin gak ngerti apa makna hari ibu bagi dirinya dan bagi perempuan-perempuan lain di seluruh dunia yang telah merasakan menjadi seorang ibu. maka selama bertahun-tahun, bukan ucapan: “Mah, selamat hari ibu yah” atau ungkapan-ungkapan lain yang sejenis yang saya berikan padanya. tidak juga seuntai bunga yang teralamat padanya karena bunga, tak lebih berharga ketimbang melihat anaknya pergi ke masjid untuk shalat jama’ah. maka selama bertahun-tahun itu pula, jika hari ibu datang, hanya ini yang terbersit dalam benak saya: terus berusaha menjadi anak soleh kesayangan emak. itu saja….

Ada beberapa hal di masa kecil yang ketika saya mengingatnya kembali saat ini –setelah dewasa- menyebabkan saya tersenyum-senyum dan tertawa geli. Hal pertama adalah menyangkut banyaknya saudara kandung. Dulu, sewaktu kecil, saya merasa malu kalo ada teman / guru / orang lain bertanya pada saya tentang anak ke berapa dari berapa saudara. Sering malah saya enggan untuk menjawabnya tersebab rasa malu yang teramat besar. Dulu saya benar-benar malu untuk mengakui kalau saya anak ke tujuh dari delapan bersaudara. Pasalnya, yang ada di bayangan saya pada saat itu, orang-orang yang punya saudara banyak adalah orang-orang dari keluarga melarat, orang dari keluarga miskin, orang-orang dari keluaraga yang tak berpendidikan, orang dari pelanet lain, dan masih banyak lagi pandangan-pandangan negatif saya menyangkut orang yang punya banyak saudara kandung. Hampir setiap orang yang saya temui, yang berarti teman-teman saya, tak ada yang jumlah saudaranya melebihi saya. Bahkan hingga lulus kuliah seperti sekarang ini, hanya bisa dihitung dengan jari tangan untuk orang-orang yang punya saudara kandung melebihi jumlah yang dicapai oleh keluarga saya yaitu delapan orang anak.

Tapi justru setelah dewasa seperti sekarang, jangankan ditanya, gak ditanyapun saya akan menjawab dengan sangat bangga bahwa saya adalah anak ke tujuh dari delapan bersaudara. Bahkan konon menurut penuturan baba (bapak) saya, sebenarnya beliau telah berhasil membuat keturunan sebanyak satu lusin yang berarti dua belas orang. Hanya saja, empat orang saudara saya yang lain meninggal dunia lebih awal. Ckckckck. Salut untuk bokap dan nyokap. Hehehe…

Saya merasa bangga tentu ada penyebab yang melatar belakangi perubahan cara berpikir saya. Hal tersebut terjadi setelah saya melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana kehidupan keluarga yang hanya dikaruniai seorang anak tunggal. Sepi. Sangat-sangat tidak enak menurut saya. Bahkan di kampung saya sempat ada cerita seperti ini: seorang ibu yang kebetulan hanya punya seorang anak (anak tunggal) harus rela ditinggal anaknya yang semata wayang untuk kuliah di provinsi lain. Saking tak kuasanya ia untuk ditinggal anak sulung sekaligus anak bungsunya itu, mulanya ia tak mengizinkan anaknya untuk kuliah karena ia tak sampai hati ditinggalkan dan meninggalkan anaknya di kampung halaman orang lain yang jauh dari tempat tinggalnya. Tapi, apa hendak dikata, sang anak keukeuh untuk kuliah. Hingga akhirnya, sang ibu mengizinkan anaknya itu untuk merantau di kampung orang untuk menuntut ilmu. Setelah kepergian anaknya itu, saban hari sang ibu didera rasa rindu yang kian dalam. SMS bahkan telpon tak pernah lepas demi bisa mengetahui kabar anak semata wayangnya itu. Bahkan setiap minggu ia merelakan untuk pergi menjenguk anaknya meski jaraknya terbilang jauh. Motovasinya hanya satu: bisa melihat anaknya yang hanya satu itu. Jika tidak berhasil menjenguk dalam satu minggu itu, batinnya semakin tertekan. Bahkan ia sering memimpikan anaknya tiap malam. Begitulah perasaan orang tua terhadap anaknya yang semata wayang (meski mungkin tidak semuanya). Tapi secara umum, hal tersebut berlaku untuk keluarga yang hanya memiliki satu orang anak dalam hidupnya.

Tentu kasusnya akan sangat berbeda dengan keluarga yang punya anak banyak seperti keluarga saya. Salah satu anaknya kuliah dan harus merantau jauh, tak sedemikian sedihnya seperti hal cerita orang tua di atas. Rasa sedih dan khawatir tentu ada, namun tak berlebih. Anaknya yang satu “pergi jauh”, masih ada anaknya yang lain. Kan begitu?

Selain pengalaman melihat langsung kondisi keluarga yang hanya punya satu anak, ada beberapa lagi yang menyebabkan saya merasa bangga memiliki banyak saudara kandung. Diantaranya adalah hadits nabi yang mengatakan bahwa kelak beliau akan membanggakan jumlah kaumnya yang banyak. Bukankah hadits ini menyiratkan pada kita akan keturunan keluarga Islam yang banyak? Belum lagi kepercayaan yang mengatakan bahwa banyak anak banyak rizki. Menurut saya, pernyataan ini ada benarnya terutama untuk orang tua yang punya anak banyak. Bayangkan jika seluruh anaknya yang banyak itu telah bekerja dan memiliki harta yang lebih. Sebagai anak yang berbakti pada orang tua, tentu sang anak akan memberikan sebagian harta yang lebih itu pada orang tua meski kita tau bahwa jasa-jasa orang tua pada kita tak bisa kita bayar dengan harta seberapapun besarnya.

Dan salah satu yang membuat saya merasa bahagia adalah keceriaan karena rumah yang saya tempati ini tak pernah sepi. Tiap hari (apalagi pas lebaran) selalu ada saja yang berkunjung. Entah itu keponakan yang masih bayi dan imut-imut, sepupu, tetangga, teman dan lain sebagainya. Kalo cuma punya anak tunggal, kan pasti jauh lebih sepi suasananya?

Atas dasar itulah saya menikmatai punya saudara banyak saat ini. Alih-alih malu mengakui punya keluarga besar seperti masa kecil, semua rasa malu itu kini tergantikan dengan rasa bangga memiliki keluarga besar. Hehehehe…

Hal kedua semasa kecil yang membuat saya tertawa geli saat dewasa seperti sekarang ini akan saya ceritakan di episode berikutnya. OK?

Gan, ane mao ngenalin dua orang keponakan ane yang cantik-cantik nich sama agan dan aganwati sekalian. Buat ane gan, dua orang keponakan ane ini benar-benar cantik luar biasa. Mungkin karena keponakan ane kali ya? (ngaruh apa?). Hehehe. Ane bukan mau sombong ato pamer nich di sini. Cuma jujur, ane seneng banget sama kedua keponakan ane ini. Kalo pulang ke rumah, yang pertama kali ane tanyain ke emak ya kabar dua orang keponakan ane ini. Ane kan biasanya pulang ke rumah tiap hari Minggu, nah ane sedih gan kalo misalkan ane ada di rumah di hari Minggu, trus mereka gak maen ke rumah emak ane (nyai/nenek mereka). Kalo udah gitu, biasanya ane bela-belain untuk maen ke rumah mereka deh. Abis kangen sich gan. Hehehe…

Okelah. Sekarang ane kenalin namanya satu persatu. Yang sebelah kiri namanya Daniatul Muawwanah. Sekarang dia duduk di kelas 2 MI (Madrasah Ibtidaiyah). Karena wajahnya yang rada-rada mirip orang Asia Timur, ane sering menyebutnya orang Jepang. Coz matanya rada sipit gitu gan. Sebenernya ane rada kurang suka dengan gadis-gadis Jepang. Tapi untuk keponakan ane yang satu ini, ane bener-bener suka dan sayang. Selain cantik, dia juga pinter gan. Terutama di pelajaran bahasa Inggris. Yang tambah ngebuat ane seneng, dia pinter sekali ngaji. Pernah suatu ketika ane tes dia ngaji. Betapa kagetnya ane dengan apa yang ane dengar. Bacaannya bener-bener bagus kayak bacaan mamangnya ini lagi ngaji. Mulai dari makhorijul huruf, tajwid hingga suaranya. Duh duh duhh. Tambah sayang dah ane gan. Hehehehe …

Nah kalo yang di sebelah kanan, namanya Najwah Afifah Zein. Umurnya baru empat tahun. Baru aja ngerayain ulang tahunnya bulan lalu. Jujur, ane bener-bener kepelicut sama gadis cilik keponakan ane yang satu ini. Lihat mukanya gan, ane ngebayangin kalo udah gede, mukanya rada-rada mirip sama gadis-gadis Rusia macam Maria Sharapova gitu. Hmmmmmm… Mantapks kan? Yang ngebuat ane lebih salut adalah kenyataan bahwa nih anak emang benar-benar pinter ter ter ter kayak mamangnya ini. Otaknya bener-bener tokcer gan. Hehehehehe. Tapi ane gak bohong untuk masalah pinter. Ini anak emang bener-bener pinter dahsyat. Beda banget dah sama kebanyakan temen-temen sejawatnya. Dia jauh lebih aktif. Rasa ingin tahunya juga tinggi banget. Ceria banget. Jiwa leadernya keliatan banget. Hobi sekali dengan musik dan sudah banyak lagu-lagu yang dia hafal. Seneng juga ngegambar. Kalo udah katanya ya katanya. Kecepatan otaknya menangkap pelajaran bener-bener mengagumkan. Kadang, kalo lagi rada-rada ngelamun, ane suka ngeliat B. J. Habibie yang ada di wajahnya itu. Ahahah…

Ok gan. Cukup sampe di sini ane ngenalin dua orang keponakan ane yang cantik-cantik dan pinter-pinter itu. Ane cuma ngedoain semoga mereka berdua bisa jadi wanita shalihah, pintar, cerdas, berbakti sama orang tua dan suami (kelak), punya jiwa sosial yang tinggi, kaya raya, dan berpengaruh luas. Semoga mereka bisa membawa perubahan bagi bangsa ini. Amin.


Total Kunjungan:

  • 661,494 hits

Follow me on Twitter

Yang Lagi OL

PageRank

Kenal Lebih Dekat di: