Nur Ali Muchtar

Archive for the ‘Skripsi’ Category

Jakarta (12/6)–Semakin dekatnya waktu pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, pasangan nomor urut 4, Hidayat Nurwahid-Didik J. Rachbini terus menuai dukungan dari masyarakat.

Kali ini dukungan datang dari warga di kawasan Mampang VI, Kelurahan Tegal Parang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Ratusan warga, yang terdiri dari bapak-bapak, kaum ibu serta pemuda, antusias menyambut kehadiran Hidayat Nurwahid, Selasa (12/6) malam.

Pada acara tersebut sekaligus juga dilakukan deklarasi dukungan warga Tegal Parang untuk memenangkan pasangan Hidayat-Didik.

Dalam sambutannya, Hidayat meluruskan fitnah yang menyebut dirinya dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) anti Maulid. Menurutnya, tuduhan tersebut sangat tidak beralasan karena dirinya kerap menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Soleh Rahmani, tokoh masyarakat Mampang yang juga sempat belajar bersama Hidayat di Madinah, Arab Saudi, mengungkapkan, walaupun berbeda aktivitas, dirinya dan Hidayat tetap menekuni jalan dakwah.

“Sekarang, saya dan Ustadz Hidayat tetap sama-sama memperjuangkan dakwah, namun cara dan jalannya agak berbeda,” ungkap Soleh.

Ia juga menyampaikan harapan agar Hidayat bisa berhasil dalam pemilukada Juli mendatang, karena diharapkan kemenangan tersebut akan sangat membantu perjuangan dakwah.***

sumber: http://www.hidayatdidik.net/

Dari lubuk hati yang paling dalam, dengan hati yang berat diiringi rintikan kesedihan, ane mau minta maaf sama beberapa temen ane dan teman-teman kita semua. Sedih gak bisa wisuda bareng bulan Agustus nanti. Padahal kalaupun kita lulus di semester ini, terhitung genap lima tahun kita baru bisa lulus. Lebih setahun ketimbang waktu normal biasanya. Ane sih maklumin aja kenapa kita semua lulusnya pada telat. InsyaAllah akan diganti dengan sesuatu yang lebih baik sebagai bentuk kompensasi dari Allah karena kita telah berjuang di jalan ini selama kuliah. InsyaAllah jamaah ini akan banyak membantu kita ke depannya. Keep istiqomah di jalan ini. InsyaAllah.

Maafin ane ya teman. Sewaktu kita sama-sama ngerjain skripsi sejak beberapa bulan yang lalu, ane gak terlalu peduli dengan perkembangan skripsi teman-teman. Ane pikir tadinya, karena kita sama-sama skripsi dan sama-sama ngerjain skripsi, jadi tak ada yang perlu dikhawatirkan. Nah pas ane selesai seminar skripsi sekitar dua minggu yang lalu, sekali lagi ane gak terlalu peduli dengan perkembangan skripsi teman-teman. Setelah selesai urusan dengan skripsi, pikiran ane langsung tertuju pada hal lain yang jujur, perkerjaan ini benar-benar membuat ane sangat-sangat bersemangat dan bergairah. Lebih semangat ketimbang kuliah selama lima tahun. Saking bersemangatnya, akhirnya ane malah lupa menanyakan perkembangan skripsi teman-teman. Aneh sedih. Ane minta maaf teman. Menyesaaallllll…. Ya Allahhhh…

Tapi gak ada yang bisa kita lakukan sekarnag selain pasrah dan tawakal pada Allah. Yuk ambil sisi positifnya terhadap kejadian ini. Semoga bisa memberikan hikmah yang baik pada kita ke depannya. Yuk kerjain skripsi biar bisa lulus. Tinggal selangkah lagi kawan. Jangan lengah karena lengah berarti kita akan tersalip. Jangan kalah karena kalah sungguh tak mengenakan. Jangan mundur karena mundur adalah sifat seorang pengecut (Ini kan ane alami sendiri. Semoga ane banyak belajar dari kejadian ini. InsyaAllah). Dan jangan pernah mati dalam keadaan hina dina karena mati dalam keadaan ini, sungguh membuat kita buruk di dunia lebih-lebih di akhirat. Perjuangan kita di kampus belumlah usai kawan saat kita belum bisa menuntaskan misi besar kita menumbangkan makhluk bernama skripsi. Yuk bersahabat dengan skripsi. Semoga Allah selalu memberi kita kekuatan dan kemudahan dalam segala urusan kita. Amin.

Untuk semua orang yang membaca tulisan singkat ini, yuk kirimin doa buat temen-temen ane dan temen-temen kita ini biar bisa menuntaskan skripsi hingga ke akar-akarnya, kalo perlu.

Sekali lagi ane minta maaf atas kejadian ini, teman. Hikssss….

Alhamdulillah, akhirnya setelah bergelut selama kurang lebih satu tahun dengan makhluk yang bernama skripsi, saya bisa menuntaskannya kemarin (19 Mei 2011). Saya telah melewati bagian puncak dari gunung skripsi yaitu kolokium (seminar skripsi). Kolo ini adalah fase terakhir dari semua rangkaian “acara” yang berhubungan dengan skripsi. Memang masih ada sidang sarjana, tapi, seperti kebanyakan teman saya bilang: “Kalo udah bisa lewatin kolo, hati sudah bisa tenang. Setidaknya 80% kita telah lulus”. Dan sidang sarjana itu tidak berhubungan dengan skripsi. Sidang sarjana berkaitan dengan mata pelajaran. Di matematika UI, sidang sarjana melibatkan dua mata pelajaran yang akan diujikan. Nah saya tinggal sidang sarjana ini.

Memang senang rasanya bisa menuntaskan misi penyelamatan kehidupan saya di kampus. Tapi saya tidak ingin terlalaru larut dalam euforia atas keberhasilan saya melewati rintangan sedahsyat skripsi. Saya malah jadi lebih terfokus pada pencapaian lain di luar skripsi. Ada target yang jauh lebih membuat saya bergairah ketimbang mengerjakan skripsi. (Emang dari kapan ya saya bergairah belajar matematika? Rasa-rasanya, hampir selama lima tahun, saya tidak merasakan adanya gairah yang meledak bak sebuah bom saat belajar matematika. Mungkin ini yang disebut: bukan bidang saya). Maka ketika saya menyelesaikan kolo saya kemarin, dan pada saat yang bersamaan banyak teman-teman dan junior-junior yang memberikan ucapan selamat pada saya, saya tidak terlalu exited. Saya tetap mengucapkan terima kasih pada mereka semua atas bantuan dukungan dan doanya. Tapi ada hal yang membuat saya terus memikirkan hal itu dan tidak mau bersenang-senang dulu sebelum hal itu saya dapatkan.

Lantas saya teringat dengan ayat di Surat Al-Insyirah ayat 7 yang intinya tentang perintah Allah agar kita segera beralih dari satu urusan ke urusan lain apabila kita telah menyelesaikan urusan yang pertama. Dan sertailah dengan kesungguhan.

Mungkin karena ayat ini pula lantas membuat saya tidak mau terlalu hanyut karena telah menyelesaikan skripsi. Saya mau bersungguh-sungguh untuk mengejar dan menyelesaikan urusan-urusan atau kerjaan-kerjaan lainnya yang telah menanti di depan. Jujur, ini jauh lebih menggairahkan ketimbang masa belajar saya di matematika yang lima tahun itu. Semoga banyak hal yang bisa saya dapatkan setelah ini. Amin.

Alhamdulillah, seneng rasanya bisa nyumbang emas buat matematika di ajang MIPA CUP cabang lari “maraton”. Katanya ini adalah emas pertama untuk matematika. Dua hari yang lalu, saya dipesan oleh junior di matematika yang kebetulan jadi koordinator kontingen matematika (Soleman): “Ka, lo harus dapet emas ya. Kita (matematik) belom dapet emas satu pun nih. Futsal, tenis meja, catur, voli, basket, tarik tambang, bulu tangkis, dll ga ada yang bisa ngedapetin emas”. Woowwwww,,, luar biasa pikir saya kalo saya bisa nyumbang satu emas dari cabang lari maraton. Dari sini timbul keinginan besar saya untuk nyumbang emas paling enggak di satu cabang ini.

Kebetulan saya sudah sering lari (berarti itung-itung latihan) sebelumnya. Paling minimal seminggu dua kali saya lari keliling UI. Satu kali putaran UI kira-kira hampir 5 km jaraknya. Biasanya saya lari nonstop. Catatan waktu saya pada kisaran 20 menit setiap kali lari. Tapi ada masalah sebelum saya lari. Dua minggu sebelum saya lari, memang saya masih menyempatkan diri untuk lari sebanyak dua kali. Tapi seminggu belakangan, saya malah tak sempat untuk mencuri-curi waktu biar bisa lari. Alasannya adalah karena kerjaan makhluk bernama “SKRIPSWEET”. Skripsi ini benar-benar menguras baik energi maupun waktu saya. Tak jarang selama seminggu ini saya tidur hanya dua jam dalam semalam. Belum lagi siangnya saya tetap harus banting tulang memeras keringat untuk bisa menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya. Tapi dua hari yang lalu, junior saya itu mengingatkan saya untuk dateng pas hari H. Karena termotivasi untuk bisa menyumbang satu emas sebelum saya lulus kuliah, akhirnya saya bela-belain juga untuk berlatih pada sore harinya. Jadi selama seminggu ini, saya hanya lari (latihan) satu kali. Lumayanlah biar gak ngedrop-ngedrop amat pas tanding. Kan saya juga sudah rutin lari kemarin-kemarin. Jadi gak masalah meski hanya satu kali saya latihan dalam satu minggu ini.

Ternyata eh ternyata, berkat dukungan, doa dan motivasi dari temen-temen matematika, saya bisa nyumbang satu emas dari cabang ini. Dan yang membuat saya tercengang adalah kenyataan rekor waktu saya yang tak biasa. Kamsudnya maksudnya tak seperti biasa-biasanya. Biasanya kan saya butuh waktu 20 menitan untuk satu keliling UI. Tapi pas di lomba ini, saya malah bisa mecahin rekor hingga 17 menit sekian detik. Wowwww,,,dahsyat. Selama saya lari di UI, saya belum pernah mencapai rekor waktu 17 menit. 19 menitpun saya jarang.

Sesampainya di kost-an, saya coba pikir-pikir lagi apa penyebab saya bisa membukukan catatan waktu yang menurut saya fantastis? Mungkin atas beberapa alasan ini:

  1. Saya pernah dapet ilmu dari seorang atlet yang menganjurkan hal-hal berikut: pertama, total istirahat pas H-1. Tapi kenyataannya tidak demikian dengan saya. H-1 saya malah sibuk untuk daftar kolokium (sidang). Bukan main dah ribetnya persyaratan yang harus dipenuhi agar bisa ikut kolokium. Full satu hari saya ngerjain ini. Bahkan di malam sebelumnya, saya hanya tidur dua jam saja untuk bisa merampungkan skripsi saya. Hingga saya pulang ke kost-an di sore harinya, saya merasakan betapa dengkul saya seperti hendak lepas dari engselnya. Makanya ketika saya diajak untuk main basket di MIPA CUP juga untuk memperebutkan juara tiga, saya menolak. Bukan karena saya tidak peduli. Bukan. Sama sekali bukan. Alasannya semata-mata karena kaki saya memang sudah tidak kuat lagi untuk menyangga tubuh saya. Apalagi untuk bermain basket. Biaa koit saya. Tapi beruntung malamnya saya bisa total istirahat. Kedua, sang atlet juga menganjurkan agar 1,5-2,5 jam sebelum lari, makan nasi. Saya ikuti anjurannya. Ketiga, makan gula merah sebelum lari. Yang ini juga saya ikutin.
  2. Motivasi dari temen-temen saya di matematika terutama junior saya yang kebetulan menjadi penanggung jawab kontingen matematika (Soleman). Kata-katanya ini yang melecutkan semangat 45 dalam diri saya, “Ka, lo harus dapet emas ya. Kita (matematik) belom dapet emas satu pun nih. Futsal, tenis meja, catur, voli, basket, bulu tangkis, tarik tambang, dll ga ada yang bisa ngedapetin emas”.
  3. Dirinya yang terus membayang-bayangi pikiran saya semenjak saat lari hingga saya finis di urutan pertama. Dalam hati, meski agak lucu, saya berkata, “Akan kupersembahkan emas untukmu sayang”. Duhhhhh,,, betapa cinta telah membuat saya menjadi seperti orang yang tidak memiliki perut saat berlari. Kalut seperti kuda yang telah senewen ingin kawin.

Mungkin emas ini biasa karena sekupnya hanya untuk MIPA UI saja. Tapi bukan itu yang ingin saya sorot. Yang ingin saya tekankan di sini adalah bahwa meski saya sedang sibuk-sibuknya skripsi, meski saya sudah angkatan “tuir”, meski dia tak pernah hadir di hadapan saya dalam wujud nyata, tapi toh fisik saya masih tetep OK. Gak kalah dengan adik-adik saya yang lain di MIPA. Ini bukti bahwa skripsi (angkatan tua) tidak boleh menjadi makhluk penggerogot kesehatan (fisik) kita.

Maka terimalah persembahan emas ini dari saya. Bukan saya ingin sombong atau menyombongkan diri. Tapi anggaplah ini hadiah dari saya yang belum banyak berkontribusi buat matematika UI. Semoga bisa menambah motivasi bagi kalian-kalian (angkatan di bawah saya) untuk lebih semangat lagi mengharumkan nama matematika UI baik itu untuk tingkat fakultas, universitas, nasional, bahkan internasional. Lewat apapun itu sarananya.

Untuk dia yang di sana, rindu demikian bergemuruhnya di dalam dada. Setip hari setiap saat selalu merindu. Kian hari kian besar desakan rindu ini. Kadang saya merasakan sesak yang demikian hebatnya hingga saya tak kuat lagi melakukan apa-apa selain berbaring di atas tempat tidur. Biasanya, pelarian bagi saya adalah menulis (puisi). Semoga engkau mendengar jeritan hati ini. Jeritan hati yang keluar dari kedalaman sanubari. Tidak saya buat. Tidak saya sengaja. Ia datang begitu saja. Seperti air yang mengalir dari hulu ke hilir. Atau seperti matahari yang terbit di Timur dan terbenam di Barat. Ikhlas, tulus, penuh pemberian, berenergi, bermanfaat, indah mempesona. Begitulah cintaku padamu, sayang.

Do’akan gan biar skripsweet ane cepet kelar, lancar saat ngebuatnya, mudah saat sidangnya. Ane janji gan, entar kalo skripsi ane udah kelar en palu udah diketuk untuk menyatakan bahwa ane telah lulus, yang berarti gelar S.Si udah nyantol di nama ane, ane pasti akan posting skripsi ane di sini. Biar ente-ente semua pada bisa belajar en pada tau about skripsweet ane di matematika. Sekali lagi do’akan ya agan dan aganwati sekalian. Thx untuk do’anya. Semoga dibales Allah dengan yang lebih bae. Aminnnn….

Hari ini gua dapet tantangan dari pembimbing skripsi gua. Jadwal sig 2, kolokium serta sidang sarjana gua dimajuin. Sig 2 kira-kira tanggal 13 April 2011, kolokium kira-kira tanggal 27 April 2011 dan yang terakhir adalah sidang sarjana yang kira-kira jatuh di awal-awal Mei 2011. Jika semuanya lancar dan tak ada halangan maupun rintangan yang berarti, insyaAllah gua bisa lulus lebih cepat. Lulus saat temen-temen gua yang kebetulan skripsinya bareng sama gua saat ini, belum pada lulus karena mungkin mereka kebanyakan baru mempersiapkan untuk sig 2 atau kolokium.

Gua maknai anjuran dosen pembimbing gua ini sebagai tantangan. Harapannya tentu biar gua terpacu untuk menyelesaikan skripsweet gua ini. Maklumlah sampe saat ini gua masih agak-agak males gitu untuk nyelesain skripsi. Sebenarnya gua butuh stressor untuk bisa menggairahkan diri gua biar bisa semangat ngerjain skripsi. Nah gua memilih untuk menjadikan tantangan dari dosen pembimbing gua ini sebagai stessor. Semoga berhasil.

Bismillah,,semoga bisa gua selesain tepat diwaktu yang gua rencanain. Mohon doanya buat para pembaca sekalian. Thx banyak….

Belakangan gua jarang update blog ini. Terhitung di bulan Februari ini gua cuma mosting satu tulisan. Sungguh mengenaskan. Hiks22…Tapi bukan berarti gua gak pernah nulis lagi. Malahan lumayan cukup intens juga untuk nulis, tapi nulis skripsi. Karena gua pikir judulnya tetep sama yaitu menulis, maka ga apa-apa deh gua gak posting banyak-banyak akhir-akhir ini. Dan rencananya, nati gua bakal naro hasil skripsi gua di blog ini, di bagian paling atas. Jelas gua akan bangga dengan hasil skripsi gua nanti coz ini adalah hasil karya ilmiah pertama gua meski mungkin gak sehebat karya-karya orang lain, tapi jelas gua bangga jika bisa nyelesain skripsi gua.

Sebenernya, gua juga masih suka nulis seputar curhatan-curhatan gua. Tapi sengaja gak gua masukin ke blog ini coz terlalu pribadi. Gua malah takut banyak orang yang salah sangka ama gua. Makanya gak gua masukin ke blog ini. Dah lumayan lama gua gak nulis curhatan-curhatan yang sifatnya pribadi. Tapi malah gua ngerasanya enak juga ketika nulis hal-hal yang sifatnya pribadi itu. Ketika nulis, rasanya bisa numpahin segala sesuatunya tanpa ada rasa takut dan tekanan pada materi yang gua tulis. Alhasil, gua malah bisa lebih lancar bercerita. Dan kalo temen-temen baca postingan gua yang satu ini, temen-temen akan liat perubahan kata ganti orang pertama yang biasanya gua gunain kata “saya” di dalam setiap tulisan gua, tapi sekarang gua coba gunain kata “gua”. Entah sampe kapan bertahan. Tapi yang jelas, sekarang ini gua lagi nyaman pake kata “gua”.

Kembali lagi ke skripsi gua. Kan gua bilang tadi bahwa skripsi ini akan menjadi karya ilmiah gua yang pertama. Makanya, gua usahain sebaik mungkin untuk mendapatkan banyak hal dari proses pembuatan skripsi ini. Beruntung gua dapetin pembimbing skripsi yang bisa dibilang “ahli” dalam membuat karya ilmiah. Beliau telah terbukti telaten dalam hal membimbing para mahasiswanya. Gua malah yakin kalo mahasiswa-mahasiswa yang dulu-dulu pernah dia bimbing, akan mendapatkan suatu pelajaran yang luar biasa tentang bagaimana menulis karya ilmiah –dalam hal ini skripsi- yang baik dan benar. Dedikasinya luar biasa perihal membimbing dan penulisan karya ilmiah. Gua bersyukur banget bisa dapetin pembimbing seperti beliau.

Kan tau kalo gua lebih sering nulis bebas lewat blog ini. Tata bahasa yang acak-acakan kan gak jadi masalah kalo nulis di blog. Kita mau pake gaya sebebas apapun kan gak ada yang ngelarang. Kan gitu? Jelas beda dong dengan nulis skripsi? Kan kita gak boleh asal sembarangan aja nulis. Jelas ketika menulis skripsi kita harus menggunakan tata bahasa ilmiah yang baik dan benar. Gak boleh seenaknya aja nulis sesuatu tanpa sumber dan rujukan yang bisa dipertanggung jawabkan. Segala sesuatunya, di dalam skripsi, harus bisa kita pertanggung jawabkan. Makanya kita gak bisa seenaknya nulis sesuatu di skripsi. Disini kita diajarin bagaimana menghargai dan menghormati karya-karya orang lain yang kita jadikan rujukan. Dan dari kesemuanya itu, sekarang gua mulai merasakan kenikmatan dalam penyusunan karya ilmiah ini. Terlepas dari semua anggapan awal gua tentang karya ilmiah yang cenderung kaku, monoton dan tidak menghibur. Tapi sekarang sedikit banyak gua mulai mendapatkan pelajaran dan kesenangan dari makhluk hidup yang bernama skripsi. Semoga bisa banyak pelajaran lain yang gua dapet dari penyusunan skripsi ini. Amin.


Total Kunjungan:

  • 661,491 hits

Follow me on Twitter

Yang Lagi OL

PageRank

Kenal Lebih Dekat di: