Nur Ali Muchtar

Setiap Pilihan Ada Resikonya

Posted on: January 31, 2011

Saya kaget ketika mendengar penuturan seorang teman yang mengatakan bahwa bisnisnya di bidang pendidikan telah meraup omset sekitar 300 juta-an dalam waktu dua tahun. Teman saya ini adalah junior saya di kampus. Ia dua tahun di bawah saya. Belakangan, saya mengetahui bahwa teman saya ini memang suka berbisnis. Bisnis yang pertama kali ia geluti di kampus adalah bisnis online. Ia membuat blog seputar berita-berita unik yang di dalam blognya itu ia pasang juga iklan. Nah dari blog ini ia bisa meraup keuntungan sekitar dua jutaan dalam sebulan. Tapi kemudian ia menemukan bisnis yang jauh lebih menggiurkan yaitu bisnis di bidang pendidikan. Ia langsung banting setir dengan mendirikan lembaga private dimana otaknya hanya ia seorang diri. Maka blognya itu perlahan ia tinggalkan karena memang sudah tak terurus. Waktunya terbatas sedang disaat yang bersamaan, ia juga harus kuliah. Kemudian ia fokus untuk mengembangkan lembaga privatenya itu, seorang diri.

Seperti yang saya bilang bahwa dalam waktu dua tahun ia telah menggaet omset ratusan juta dari bisnis pendidikannya itu. Yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa ia masih kuliah tapi sudah bisa menghasilkan duit ratusan juta hanya dalam waktu dua tahun. Saya akui sendiri bahwa kebanyakan mahasiswa, terutama yang kuliah di kampus saya, dan saya yakin di kampus lainpun kasusnya sama, jarang yang bisa menghasilkan pulus sejumlah itu sambil kuliah. Penyebabnya adalah karena kebanyakan mahasiswa yang ada enggan untuk mencari duit saat kuliah jika tidak kepepet-kepepet amat. Kebanyakan mahasiswa lebih memilih untuk fokus belajar dan menyelesaikan kuliah tepat pada waktunya. Hanya ada segelintir mahasiswa yang “nekat” untuk mencari duit –dalam hal ini berbisnis- sambil kuliah.

Tentunya saya salut dengan sohib saya ini. Hanya saja, dibalik kehebatannya menghasilkan duit, ada resiko yang harus ia tanggung yaitu keteteran dalam kuliahnya. Di sini saya tidak ingin mengobral aib ataupun kekurangan orang lain. Yang ingin saya tekankan di sini adalah kenyataan bahwa setiap mahasiswa yang nyambi hal-hal lain diluar kuliahnya, haruslah siap menerima resiko apabila kuliahnya keteteran ataupun berantakan karena telah “menduakan” kuliahnya dengan hal-hal lain. Maka pelajarannya adalah, berbisnis atau berorganisasi ataupun hal-hal lain di luar kuliah, boleh-boleh saja, bahkan dianjurkan, asalkan tidak mengganggu kuliah yang sedang kita jalani. Tapi semuanya kembali lagi pada diri kita masing-masing karena itu adalah sebuah pilihan hidup. Dan resikonya harus kita tanggung sendiri.

Selamat berjuang buat teman saya yang sedang menjalani bisnisnya sambil kuliah atau kuliahnya sambil berbisnis (yang mana yang benar?). Semoga kesuksesan dan kebermaknaan hidup bagi sesama bisa kita raih. Ridha Allah bersama kita. Amin.

2 Responses to "Setiap Pilihan Ada Resikonya"

ya. setiap pilihan ada risiko. keteteran kuliah sebenarnya tidak tepat juga dibilang sebagai kegagalan karena mahasiswa sudah dianggap dewasa dan dapat menentukan pilihan sendiri; kuliah ada opsi yang menunjang masa depan namun bukan satu-satunya.

*kunjungan balik nih* 😀

hmmm….saya suka judulnya ‘setiap pilihan ada resikonya’
dan menarik sekali setiap menentukan pilihan kemudian bisa menghadapi resikonya
mahasiswa juga harus mandiri kan,, biar gak cuma jadi mhs kupu2 (kuliah pulang kuliah pulang) ^^

Leave a reply to indobrad Cancel reply

Total Kunjungan:

  • 661,998 hits

Follow me on Twitter

Yang Lagi OL

PageRank

Kenal Lebih Dekat di: